Sukses

Inflasi Maret 2022 Tercatat 0,66 Persen, Pemicunya Harga Minyak Goreng dan Emas

Dengan angka inflasi Maret 0,66 persen, maka inflasi tahun kalender Maret 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 1,2 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka inflasi bulanan (mtm) pada Maret 2022 di angka 0,66 persen. Pendorong inflasi adalah cabe merah, bahan bakar rumah tangga, emas, perhiasan dan minyak goreng. 

"Berdasarkan hasil survei di 90 kota, pada bulan Maret inflasi mengalami kenaikan 0,66 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono di kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (1/4/2022).

Dari survei yang dijalankan BPS, terdapat kenaikan IHK menjadi 108,95 di Maret 2022 dari 108,24 di Februari 2022. 

Ia melanjutkan, dengan angka inflasi Maret 0,66 persen, maka inflasi tahun kalender Maret 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 1,2 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Maret 2022 terhadap Maret 2021 sebesar 2,64 persen.

Margo mengatakan kenaikan inflasi pada Maret menjadi yang tertinggi sejak bulan Mei 2019. Saat itu kenaikan inflasi 0,68 persen (mtm). Begitu juga dengan inflasi tahunan menjadi yang paling tinggi sejak 1 April 2020.

"Secara tahunan ini 2,64 persen, ini merupakan angka tertinggi sejak 1 April 2020 sebesar 2,67 persen," kata Margo.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rincian Kota

Dari 90 kota yang dipantau BPS, 88 kota mengalami inflasi dengan kenaikan inflasi tertinggi di Merauke sebesar 1,86 persen. Sedangkan kenaikan inflasi terendah di Kupang sebesar 0,09 persen.

Adapun komoditas penyumbang inflasi di Merauke antara lain cabe rawit sebesar 1,54 persen, angkutan udara 0,13 persen dan tahu mentah 0,12 persen.

Sementara itu 2 kota yang mengalami deflasi yakni Tual sebesar -0,27 persen dan Kendari sebesar -0,07 persen. Adapun penyumbang deflasi di Tual yakni ikan barenang (0,17 persen), angkutan udara (0,15 persen) dan ikan layang (0,14 persen).

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.