Sukses

Sederet Prestasi Ekonomi Indonesia sepanjang 2021, Apa Saja?

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku banyak hal positif pencapaian Indonesia di 2021

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan tahun 2021 menjadi tahun yang penting bagi Indonesia dalam proses pemulihan ekonomi.

Lewat reformasi fundamental yang dilakukan, pemerintah meyakini pandemi bisa teratasi dan bergerak menuju endemi.

"Kita pastikan menangani pandemi ini kita lanjutkan dengan konsisten menuju endemi," kata Sri Mulyani dalam Indonesia PPP Day: Enhancing Government Support for Green PPP in Indonesia Toward Climate-Resilient Investment, Jakarta, Senin (28/3/2022).

Di saat yang sama, kata Sri Mulyani pemerintah juga mengembangkan pertumbuhan ekonomi lewat permintaan dan persediaan barang/jasa. Sehingga fokus pemerintah tertuju pada pemulihan ekonomi nasional.

Selain itu, sebagai negara tujuan pasar, pemerintah meyakini perlunya peran swasta dalam mendukung pencapaian pembangunan. Maka, lewat omnibus law UU Cipta Kerja, pemerintah mendorong berbagai kemudahan perizinan dan insentif bagi pelaku usaha.

"Menciptakan kemudahan berusaha telah diimplementasikan melalui peraturan harmonisasi perpajakan yang bukan hanya PPh tetapi menyelaraskan dengan perpajakan global," ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berhasil Bentuk INA

Di sisi lain, ditengah pandemi yang berlangsung di dunia tak menghalangi Indonesia membentuk lembaga pengelola investasi yang diberi nama Indonesia Investment Authority (INA). Platform ini telah bekerja sama dengan pihak swasta skala global untuk mengumpulkan pembiayaan pembangunan di Tanah Air.

"INA sudah banyak mengundang investor, target kami (dana yang terkumpul di INA) akan ditujukan untuk pembangunan transportasi untuk konektivitas. Kami investasi jalan tol, pelabuhan laut dan bandara," kata dia.

Sektor ini kata dia sangat penting untuk transformasi ekonomi dan sebagai motor penggeraknya. Tak hanya itu, di saat yang bersamaan berbagai proyek pembangunan yang ada akan mengadopsi kebijakan yang selaras dengan mitigasi perubahan iklim global.

"Komitmen kita mengurangi emisi sebagaimana dalam kesepakatan kami untuk mencapai penurunan emisi 29 persen di tahun 2030 dan 41 persen dengan bantuan pembiayaan dari global," kata dia.

Caranya, dengan melakukan perbaikan di sektor kehutanan dan mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). Dua hal ini kata dia akan terus dioptimalkan untuk penggunaan energi yang ramah lingkungan dan menuju net zero emission. Untuk mewujudkannya pemerintah telah menyusun kerangka fiskal yang berfokus untuk mitigasi perubahan iklim, seperti pengenaan pajak karbon dan pasar karbon.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.