Sukses

Perang dengan Rusia, Bank Dunia Beri Utang dan Hibah Rp 10,4 Triliun ke Ukraina

Bantuan Bank Dunia diharapkan dapat membantu pemerintah Ukraina memberikan layanan penting kepada masyarakatnya.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia menyetujui paket bantuan yang terdiri dari pinjaman dan hibah senilai USD 723 juta atau setara Rp 10,4 triliun (kurs Rp 14.400) untuk Ukraina, yang tengah dilanda konflik dengan Rusia.

Dilansir dari situs resmi Bank Dunia, worldbank.org Kamis (10/3/2022) bantuan tersebut terdiri dari paket pinjaman bernama Financing of Recovery from Economi Emergency in Ukraine atau FREE Ukraine yang mencakup dana pinjaman sebesar USD 350 juta bersama pinjaman yang dijamin Belanda dan Swedia sebesar USD 139 juta.

Dukungan ini diharapkan dapat membantu pemerintah Ukraina memberikan layanan penting kepada masyarakatnya, termasuk upah untuk pekerja rumah sakit, dana pensiun untuk lansia, dan program sosial untuk yang rentan, kata Bank Dunia.

Selain itu, Bank Dunia juga membentuk dana perwalian multi-donor (MDTF) dengan kontribusi dari Inggris, Denmark, Latvia, Lithuania, dan Islandia sebesar USD 134 juta.

Adapun bantuan paralel yang diberikan Jepang senilai USD 100 juta. "Bank Dunia mengambil tindakan cepat untuk mendukung Ukraina dan rakyatnya dalam menghadapi kekerasan dan disrupsi yang disebabkan oleh invasi Rusia," kata Presiden Bank Dunia, David Malpass.

"Bank Dunia berdiri bersama rakyat Ukraina. Ini adalah salah satu dari banyak langkah yang kami ambil untuk membantu mengatasi permasalahan kemanusiaan dan ekonomi dari krisis ini," lanjut dia.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Paket Dukungan Lainnya

David Malpass melanjutkan, Bank Dunia saat ini sedang menyiapkan paket dukungan senilai USD 3 miliar untuk membantu Ukraina dan negara-negara tetangganya yang menerima pengungsi dari negara tersebut.

Menurut Bank Dunia, bantuan jangka menengah dan panjang sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan publik, di tengah tingginya angka pengungsi Ukraina.

Data United Nations High Commisioner for Reguees (UNHCR) menunjukan, sudah ada 1,7 juta warga yang menungsi ke negara tetangga sejak invasi di Ukraina terjadi - terutama perempuan, anak-anak, dan lansia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.