Sukses

Jurus Jitu Erick Thohir Tekan Impor Obat dan Alkes

Presiden Jokowi telah meminta untuk tidak lagi mengandalkan obat-obatan impor dan juga alat kesehatan impor.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi telah meminta untuk tidak lagi mengandalkan obat-obatan impor dan juga alat kesehatan (alkes) impor. Jokowi ingin, industri kesehatan dalam negeri mulai bisa memproduksi semuanya.

Merespon hal ini, Menteri BUMN, Erick Thohir langsung memberikan langkah taktis untuk menekan ketergantungan impor bahan baku farmasi. Erick mengatakan, terdapat dua langkah taktis untuk menekan impor obat dan akan membentuk ekosistem untuk bisa mewujudkan kemandirian produksi obat-obatan.

“Kita tahu ekosistem ini menjadi kunci. Kalau kita berdiri sendiri-sendiri, akhirnya tentu kita tidak punya kekuatan yang terpadu untuk menahan gelombang yang terjadi ke depannya,” kata Erick pada acara groundbreaking Rumah Sakit Internasional Bali, Senin (27/12/2021).

Erick kemudian mengatakan langkah taktis tersebut adalah dengan memaksimalkan peran Holding BUMN Farmasi yang terdiri dari induk PT Bio Farma (Persero) dan anak perusahaan yakni PT Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT Indofarma (Persero) TBK. Ia menjelaskan, langkah taktis pertama ialah dengan mendorong Indofarma untuk fokus dalam mengembangkan industri pengobatan herbal.

Menurutnya perkembangan industri pengobatan herbal dapat menekan kebutuhan obat konvensional yang sebagian besar bahan bakunya tergantung dengan impor.

"Nah industri herbal kita mempunyai kekuatan, memang kita mempunyai alam dan punya kultur mengenai industri herbal ini. Karena itu Indofarma kita akan fokus ke industri herbal dari pada keobatan," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Langkah Selanjutnya

Langkah taktis yang kedua ialah mendorong agar Kimia Farma tetap fokus dalam memproduksi obat-obat generik. Di mana pengembangan obat generik ini juga akan dikombinasikan dengan pengembangan industri dari Petrokimia (bahan kimia yangdiperoleh dari bahan bakar fosil) oleh PT Pertamina (Persero).

"Pertamina yang sekarang lagi bangun juga turunannya untuk bahan baku obat. Salah satunya paracetamol, yang kalau tidak salah 3.800 ton per tahun nanti bisa produksi sendiri," pungkasnya.

Menteri Erick yakin jika strategi tersebut dijalankan dengan optimal, maka tak mustahil bagi Indonesia mampu menekan impor bahan baku obat sebanyak 20% dalam jangka empat tahun ke depan. Saat ini Indonesia masih mengimpor bahan baku yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan industri farmasi dalam negeri.

"Impor dari pada bahan baku itu sendiri yang hari ini masih 95%, waktu itu 90%, ternyata dilihat pak 95% sekarang," ungkapnya.

Kementerian BUMN saat ini telah berhasil menggabungkan Bio Farma sebagai perusahaan induk (holding company) yang membawahi Kimia Farma, Indofarma, dan sejumlah rumah sakit yang berada di bawah Indonesia Healthcare Corporation (IHC).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.