Sukses

Pulih dari Pandemi Tantangan Kepemimpinan T20 Indonesia di 2022

andemi mengubah perekonomian global dan fokus negara-negara di dunia. Hal ini yang akan menjadi bahan diskusi di G20 yakni mengatasi krisis ekonomi akibat pandemi.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia kini memegang kepemimpinan Think 20 (T20) menggantikan Italia pada 2022, seiring perpindahan Presidensi G20.
 
Lead Co-Chairs T20 Indonesia, Djisman Simandjuntak mengatakan jika pandemi menjadi tantangan kepemimpinan Indonesia. Pandemi Covid-19  telah membatasi gerak warga dunia dan mempengaruhi perekonomian global.
 
"Kita tidak bisa melakukan apapun tanpa mobilitas dan saya pikir semua berjuang menghadapi pandemi dan ini yang akan menjadi agenda juga prioritas G20 presidensi," jelas dia saat penyerahan T20 Handover Event From Italy to Indonesia, Selasa (30/11/2021).
 
Terkait ini, kata dia, pentingnya pembahasan tentang risk-based recovery. Mengingat jutaan orang telah kehilangan pekerjaan, pendapatan, dan pemulihan ekonomi adalah suatu keharusan untuk dibahas.
 
"Pertanyaannya adalah bagaimana kita pulih di saat penyebaran COVID-19, terutama ditambah adanya varin baru omicron," kata Djisman.
 
Di sini, manajemen risiko yang baik memberikan harapan pemulihan meskipun muncul kembali varian baru Covid-19.
 
"Semua institusi telah memproyeksikan kinerja yang jauh lebih baik pada tahun 2021 hingga 2022 dan semoga munculnya omicron ini tidak akan menimbulkan terlalu banyak kerusakan,” ujarnya.
 
 
 
 
 
 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pandemi dan Fokus Agenda G20 Lainnya

Senada, Lead Co-chairs T20 Indonesia Bambang Brodjonegoro menjabarkan tantangan Indonesia sebagai presidensi G20 serta T20, yakni keberadaan pandemi.
 
Dia mangatakan jika pandemi mengubah perekonomian global dan fokus negara-negara di dunia. Hal ini yang akan menjadi bahan diskusi di G20 yakni mengatasi krisis ekonomi akibat pandemi.
 
"Tantangan yang akan didiskusikan adalah respons krisis terhadap krisis karena pandemi bukan krisis dari keruntuhan di sektor keuangan," ujar Besar Fakultas Ekonomi di UI, sekaligus mantan Menristek ini.
 
Meski demikian dikatakan jika tetap harus dilanjutkan berbagai agenda yang sebelumnya menjadi fokus G20. Seperti isu perubahan iklim, kolaborasi trasparansi internasional terkait isu pajak dan lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.