Sukses

Harga Emas Bakal Makin Mengkilap? Simak Prediksinya

Harga emas Comex terakhir terpantau sebesar USD 1.818.60

Liputan6.com, Jakarta - Dengan tapering The Federal Reserve (Bank Sentral Amerika Serikat) dan penurunan ketenagakerjaan baru, pasar emas diperkirakan akan menunjukkan pergerakan.

Dikutip dari laman Kitco News, Senin (8/11/2021) harga emas di AS melonjak sebesar USD 25 pada Jumat (5/11/2021) pekan lalu karena pasar mulai mengantisipasi pergerakan The Fed ke depannya.

Harga emas Comex terakhir terpantau sebesar USD 1.818.60, naik 1,40 persen.

Meskipun memulai tapering bulan ini, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengakui ketidakpastian terkait inflasi sambil menekankan bahwa terlalu dini untuk mulai menurunkan suku bunga.

"Volatilitas intra-hari untuk emas telah meningkat. Pasar sedang mencoba untuk mencerna seberapa agresif The Fed sebenarnya. Komentar Powell memberikan banyak ruang gerak untuk mengembalikan agresif itu. Bank sentral kemungkinan besar akan tetap bersabar, dengan membantu ekonomi yang positif untuk emas. The Fed mungkin menunggu lebih lama untuk kenaikan suku bunga, atau bahkan mungkin menghentikan penurunan QE," ungkap Pakar Logam Mulia Gainesville Coins, Everett Millman.

Di sisi data ekonomi, emas menguat meskipun ekonomi AS menambahkan posisi 531.000 dan tingkat pengangguran turun menjadi 4,6 persen pada Oktober 2021.

Hal itu dikarenakan tingkat partisipasi pekerja yang tidak berubah, yaitu 61,6 persen, menurut kepala strategi global TD Securities, Bart Melek.

"Itu pada dasarnya berarti bahwa partisipasi angkatan kerja masih pada tingkat rendah yang bermasalah, dan kami tidak mendekati kesempatan kerja penuh," kata Melek.

"Inilah sebabnya mengapa pasar tidak memperkirakan kemungkinan pengetatan The Fed akan segera terjadi. Ditambah lagi, diragukan bahwa laju pertumbuhan pekerjaan yang kuat akan berlanjut selama enam bulan atau satu tahun ke depan," ujarnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kenaikan Suku Bunga

Dengan pengumuman pengurangan stimulus Fed yang agak dovish dan data pekerjaan, kenaikan suku bunga Juni yang diantisipasi tampaknya tidak terlalu mungkin.

"The Fed akan menjaga kebijakan moneter cukup mudah untuk waktu yang lama karena kita tidak mendekati pekerjaan penuh. Pandangan Fed adalah bahwa menjaga ekonomi tetap panas pada akhirnya akan memicu penyerapan lebih banyak orang ke dalam angkatan kerja. Mereka perlu membalikkan pengunduran diri massal itu, "ucap Melek.

Millman juga menambahkan bahwa angka ketenagakerjaan positif yang tidak berdampak pada emas adalah tanda bahwa pasar mengharapkan Bank Sentral AS untuk bersabar.

"Emas, dolar, imbal hasil bergerak ke arah yang sama, yang tidak biasa, tetapi ini adalah respons safe-haven jika The Fed tidak dapat menaikkan suku bunga," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.