Sukses

Ternyata, Pakan Ikan dan Udang Indonesia Masih Banyak Impor

Hingga tahun 2024, diproyeksi produksi perikanan budidaya secara nasional mencapai 22,65 juta ton.

Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan industri perikanan budidaya, baik air tawar maupun air payau, memiliki kebutuhan pakan yang jumlahnya cukup banyak.

Dalam target produksi perikanan budidaya nasional di tahun 2024, diperkirakan, kebutuhan pakan nasional mencapai 12 hingga 13 juta ton.

"Namun memang sayangnya, produsen pakan komersial masih banyak menggunakan bahan baku impor, bahkan Indonesia mengimpor pakan ikan dan udang," ujar peneliti Balai Riset Buididaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Usman dalam webinar, Jumat (18/6/2021).

Adapun hingga tahun 2024, diproyeksi produksi perikanan budidaya secara nasional mencapai 22,65 juta ton, dimana 41 persennya ialah ikan dan udang.

Tentu untuk mewujudkan target tersebut, masalah pakan ikan harus diselesaikan. Selama ini, pembudidaya ikan level kecil masih menganggap harga pakan pabrikan cukup mahal dan menjadi faktor penghambat perkembangan usaha karena keuntungannya sangat kecil.

Salah satu upaya menekan harga pakan ini ialah dengan memanfaatkan bahan baku lokal untuk pembuatan pakan mandiri.

"Bahan baku lokal ini menyebar di beberapa daerah sentra budidaya khususnya di daerah yang lokasinya relatif terpencil," ujar Usman.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tekan Impor, Perum Perindo Produksi Pakan Ikan dan Udang Berkualitas Tinggi

Sebelumnya, Perusahaan Umum Perikanan Indonesia atau Perum Perindo mendukung program budidaya ikan kerapu dan udang vannamei yang sedang digalakkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Direktur Utama Perum Perindo Fatah Setiawan Topobroto mengatakan, perseroan akan mendukung program tersebut dengan ketersediaan ikan dan pakannya.

"Nanti pakan ikan akan dipasok dari Perum Perindo untuk program budidaya ikan kerapu. Pakan ikannya dari Pabrik Pakan kami di Subang," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (18/3/2021).

Adapun, pabrik pakan Perum Perindo ini sudah beroperasi sejak 23 Juli tahun lalu. Perum Perindo memastikan memproduksi pakan ikan dan udang yang bersaing di kelasnya.

Adapun mesin pakan mampu memproduksi 6.300 ton per bulan. Bahan baku pakan ikan dan udang berkualitas tinggi, seperti tepung ikan, tepung terigu, tepung industri, gaplek, Squid liver powder, minyak ikan, squid liver oil, minyak sawit, vitamin dan mineral.

"Untuk beberapa bahan baku pakan ikan dan udang saat ini masih ada yang impor, karena di Indonesia saat ini untuk salah satu jenis bahan baku belum tersedia yaitu Fish Oil, namun secara bertahap akan menggunakan bahan baku yang diproduksi di dalam negeri," jelas Fatah.

3 dari 3 halaman

Pabrik Pakan Ikan

Selain mendukung program KKP, pabrik pakan ikan dan pakan udang Perum Perindo di Subang merupakan wujud kepedulian dalam membantu petambak dan petani ikan. Pasalnya, pakan memiliki peran penting dengan menguasai 80 persen dari biaya budidaya ikan maupun udang.

Selain mendukung dengan pakan ikan, Perum Perindo secara mandiri juga melakukan budidaya kerapu menggunakan teknik keramba jaring apung (KJA) di Singaraja, Bali. KJA Kerapu Perum Perindo memiliki 427 holes.

Sebeluknya, Menteri KKP meminta jajarannya dan stakeholder untuk mengembangkan potensi budidaya ikan kerapu. Pasalnya, ikan kerapu merupakan salah satu komoditas hasil perikanan budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi baik di pasar regional maupun internasional.

Budidaya kerapu juga dapat tumbuh lebih cepat dari induk aslinya, yaitu sekitar 500-600 gram dalam waktu 5-6 bulan dari ukuran tebar 10 cm di Keramba Jaring Apung. Hal itu sudah pasti akan memberikan keuntungan lebih tinggi bagi para nelayan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.