Sukses

Vaksinasi Gotong Royong Tahap II Sasar 500 Ribu Pegawai Swasta

Pada vaksinasi gotong royong tahap I, perusahaan swasta mendapatkan jatah 330 ribu dosis vaksin.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memberikan jatah untuk vaksin gotong royong tahap pertama sebesar 500 ribu dosis. Jumlah tersebut dibagi dua untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta.

"Alokasi pertama ini ada 500 ribu yang diberikan untuk swasta dan BUMN," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sinta Kamandhani , dalam diskusi online: Siap Jaga Indonesia dengan Vaksinasi Gotong Royong, Jakarta, Rabu (16/6/2021).

Pada alokasi pertama ini, Sinta mengatakan perusahaan swasta mendapatkan jatah 330 ribu dosis vaksin. Sehingga hanya 165 ribu orang yang akan mendapatkan vaksinasi. "Jadi kita dapat 330 ribu dosis buat peserta 165 ribu," kata dia.

Pada alokasi kedua, diperkirakan akan ada 1 juta dosis untuk dua kali vaksin. Sehingga hanya akan ada 500 ribu orang yang akan ikut dalam program vaksinasi gotong royong.

Alokasi kedua ini juga akan dibagi dua untuk perusahaan BUMN dan perusahaan swasta yang telah mendaftar lewat Kadin. Meski begitu, pihaknya tidak mengetahui jumlah dosis vaksin untuk perusahaan swasta.

"Ini nanti dibagi lagi antara BUMN dan swasta, berapa jumlahnya lagi kita tunggu kabarnya," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perusahaan yang Mendaftar

Lebih lanjut Sinta mengatakan sudah ada 28 ribu lebih perusahaan swasta yang mendaftar untuk ikut dalam program vaksinasi gotong royong. Setidaknya ada 10,5 juta karyawan yang didaftarkan.

Pada tahap distribusi, vaksin akan diberikan terlebih dahulu kepada yang mendaftar pada tahap pertama di bulan Februari. Namun, mengingat ketersediaan vaksin yang terbatas, Kadin akan kembali menyeleksi perusahaan yang bisa lebih dulu mendapatkan vaksin. Vaksin akan diprioritaskan kepada perusahaan sektor manufaktur yang berada di zona merah.

"Sesuai arahan pemerintah, jadi yang kita prioritaskan sektor manufaktur di Jabodetabek dan zona merah," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.