Sukses

PLTU Kalbar-1 Unit Beroperasi, Pembelian Listrik dari Malaysia Turun 30 Persen

Beroperasinya PLTU Kalbar-1 Unit 2 menurunkan volume pembelian listrik dari Sesco Malaysia sekitar 30 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pembangkit Listrik Tenaga UAP (PLTU) Kalbar-1 unit 2 berhasil menyalurkan daya yang dihasilkannya ke jaringan 150 kilovolt (kV) pada Sistem Khatulistiwa (sinkron). Tambahan pembangkit ini semakin memperkuat pasokan listrik di Kalimantan Barat dan meningkatkan kemandirian energi nasional.

Pembangkit yang terletak di Desa Karimunting, Kecamatam Sungai Raya Kepulauan, Kab. Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat ini memiliki 2 unit pembangkitan yang masing-masing berkapasitas sebesar 100 megawatt (MW).

"Beroperasinya tambahan unit dari PLTU ini akan menurunkan volume pembelian listrik dari Sesco Malaysia sekitar 30 persen. Oleh sebab itu, kemandirian dan ketahanan energi khususnya di Kalimantan Barat ini tentunya juga akan meningkat," ujar Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan Wiluyo Kusdwiharto dalam keterangannya, Kamis (29/4/2021).

Sistem Khatulistiwa saat ini memiliki daya mampu pasok sebesar 492 Mega Watt (MW) dengan beban puncak sebesar 398 MW. Dengan tambahan pasokan daya listrik dari PLTU IPP Kalbar-1 ini, maka daya mampu pasok akan meningkat hingga 672 MW dan cadangan daya mencapai 274 MW.

"Dengan pasokan listrik yang cukup tentu akan semakin andal dan mandiri tentu akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi, khususnya di Kalimantan Barat," ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Target Seluruh Operasi

Sebelumnya, unit satu pembangkit Independent Power Producer (IPP) ini telah berhasil terhubung ke Sistem Khatulistiwa pada 29 Desember 2020.

"Kami menargetkan pada pertengahan tahun ini seluruh unit sudah dapat beroperasi secara komersial untuk memenuhi kebutuhan listrik rakyat Kalbar di Sistem Khatulistiwa," ujar Wiluyo.

Pembangkit listrik yang dikembangkan oleh PT GCL Indo Tenaga yang berdiri di lahan seluas 55 hektare ini dikembangkan untuk memangkas biaya pokok produksi listrik, mengurangi penggunaan pembangkit berbahan baku diesel, dan menghentikan pembangkit-pembangkit sewa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.