Sukses

Modal Asing Kembali Masuk, Rupiah Ditutup Menguat ke 14.035 per Dolar AS

Rupiah ditutup menguat 45 poin ke level 14.035 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 14.080 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Rabu sore. Rupiah ditutup menguat 45 poin ke level 14.035 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 14.080 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, kondisi covid-19 yang terus meningkat, membuat pemerintah berencana memperpanjang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk sejumlah daerah di Pulau Jawa dan Pulau Bali.

"Tujuan dari pemerintah adalah agar Covid-19 bisa tertekan dan masyarakat secara berangsur-angsur mendapatkan vaksinasi sehingga penularan Covid-19 bisa di kendalikan," ujar Ibrahim melalui riset harian, Jakarta, Rabu (20/1/2021).

Selain perpanjangan pengetatan PSBB, pemerintah juga terus melakukan stimulus berupa BLT sebesar Rp 300 ribu yang sudah di salurkan. Tujuan stimulasi tersebut adalah untuk membantu masyarakat kembali beraktivitas dan masyarakat kembali percaya diri walaupun saat ini Indonesia dalam kondisi Pandemi.

"Optimisme Pemerintah dalam penanganan Covid-19 perlu diapresiasi oleh kita semua dan masyarakat wajib membantu dan mensukseskan program pemerintah tersebut, sehingga modal asing kembali masuk ke pasar finansial dalam negeri," papar Ibrahim.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Eksternal

Sementara itu, dari sektor eksternal Presiden AS terpilih Joe Biden dan pemerintahannya mulai menjabat. Investor mulai fokus pada proposal paket stimulus USD 1,9 triliun minggu sebelumnya, untuk meningkatkan ekonomi dan mempercepat distribusi vaksin Covid-19.

"Adapun jumlah kematian akibat virus di AS melampaui 401.000 dan jumlah kasus di negara itu mencapai 24 juta pada 20 Januari, menurut Universitas Johns Hopkins. Data tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah kasus secara global telah mencapai 96 juta," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.