Sukses

Rupiah Ditutup Tertekan 20 Poin Dipicu Program Vaksinasi Covid-19

Pelemahan rupiah ini dipicu optimisme belum juga keluarnya Emergency Use Authorization (EUA) terhadap vaksin yang sudah datang di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Pada perdagangan Selasa 5 Januari 2021, rupiah ditutup melemah 20 poin di level 13.915 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 13.895 per dolar AS. Diperkirakan perdagangan besok pagi, mata uang rupiah kemungkinan dibuka melemah di level 13.900 dolar AS-13.960 per dolar AS.

Pelemahan rupiah ini dipicu belum juga keluarnya Emergency Use Authorization (EUA) terhadap vaksin yang sudah datang di Indonesia dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pun dengan sertifikat kehalalan vaksin dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Akibatnya program vaksinasi belum bisa direalisasikan.

"pelaksanaan vaksinasi yang saat ini masih menunggu BPOM mengeluarkan Emergency Use Authorization maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI)," kata Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi kepada wartawan, Jakarta, Selasa (5/1).

Padahal 3 juta vaksin telah dikirimkan ke berbagai daerah. Harapannya bisa meningkatkan kepercayaan diri masyarakat dalam beraktivitas. Aktivitas yang meningkat tersebut turut mendorong kegiatan konsumsi dan daya beli masyarakat menjadi lebih bergerak sehingga target pertumbuhan ekonomi yang sudah direncanakan akan mampu tercapai.

Disisi lain pemerintah merasa optimis pertumbuhan akan tercapai karena pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah melewati rock bottom pada kuartal kedua 2020. Kontraksi yang terjadi saat itu minus 5,32 persen dan membaik di Kuartal Ketiga menjadi minus 3,49 persen.

Optimisme Pemerintah di angka 5 persen karena berpatokan pada sejumlah lembaga internasional.Namun angka 5 persen merupakan angka yang cukup tinggi sementara Indonesia saat ini baru memasuki pase pemulihan

Dia menyarankan agar pemerintah dan masyarakat harus terus mengawal pendistribusian vaksin agar benar-benar sampai ke tujuan. Begitu juga dinamika pandemi covid-19 seperti munculnya stain baru di Inggris dan pengetatan kembali di Thailand dan Jepang.

Sementara itu dari sisi eksternal, pelaku pasar menunggu hasil pemilihan putaran kedua di negara bagian Georgia, Amerika Serikat. Hal ini dinilai akan menunjukkan kemungkinan langkah-langkah stimulus negara Paman Sam lebih lanjut.

Pemungutan suara untuk pemilihan di Georgia dimulai di kemudian hari dan akan diawasi dengan ketat. Dua kursi Senat, dan kendali majelis, diperebutkan dalam pemilihan.

Pemilu juga akan menentukan kemudahan agenda Presiden terpilih Joe Biden, termasuk menulis ulang kode pajak, meningkatkan stimulus, dan belanja infrastruktur, yang akan dilaksanakan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pertemuan The Fed

Selain itu, Federal Reserve AS juga akan merilis risalah dari pertemuan kebijakan Desember pada hari Rabu. Presiden Cleveland Federal Reserve Bank Loretta Mester mengatakan pada hari Senin bahwa kebijakan moneter akan tetap akomodatif untuk "beberapa waktu," menjelang rilis.

Beberapa investor memperingatkan bahwa penyebaran Covid-19 selama liburan dan pembatasan yang lebih ketat akan berdampak signifikan pada perekonomian. Namun, dampaknya sebagian besar akan dihentikan pada kuartal pertama tahun ini karena peluncuran vaksin terus berlanjut. Dan investor memperkirakan greenback akan terus melemah di tengah ekspektasi sentimen risiko akan terus membaik di tahun 2021.

Seiring dengan jumlah kasus Covid-19 global terus meningkat, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari Senin memerintahkan penguncian nasional baru di negaranya juga telah membuat investor beralih ke aset safe-haven.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari Senin memerintahkan penguncian nasional baru yang lebih ketat untuk menahan lonjakan kasus COVID-10 di negara itu. Johnson berhati-hati dalam memberikan jadwal penguncian yang pasti tetapi mengatakan bahwa jika peluncuran vaksin berjalan sesuai rencana dan jumlah kematian menurun sebagai tanggapan atas tindakan penguncian seperti yang diharapkan, dimungkinkan untuk mulai keluar dari penguncian pada pertengahan Februari.

"Data Internal yang positif tidak mampu mengangkat mata uang rupiah di sore ini, karena data eksternal yang kurang bersahabat sehingga arus modal asing kembali keluar pasar finansial dalam negeri, wajar kalau rupiah ditutup melemah," kata dia mengakhiri.

3 dari 3 halaman

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.