Sukses

Sri Mulyani ke Anak Sekolah: Aku Belum Pernah Dengar Ada yang Ingin Jadi Menkeu

Sri Mulhani berharap setidaknya ke depan bakal ada salah seorang anak yang ingin untuk menjadi menteri keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kegiatan Kemenkeu Mengajar 5 yang digelar secara virtual, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertanya kepada anak-anak sekolah tentang cita-cita mereka. Menariknya, tak ada satupun dari anak-anak tersebut ingin menjadi menteri keuangan. 

Sri Mulyani menjelaskan, sebagian besar dari anak-anak tersebut cita-citamenjadi guru, dokter, polisi bahkan menjadi youtuber. "Aku belum pernah dengar ada yang ingin menjadi Menteri Keuangan gitu, belum pernah dengar sih," kata dia dalam kegiatan Kemenkeu Mengajar 5, secara virtual di Jakarta, Senin (30/11/2020).

Dalam kegiatan Kemenkeu Mengajar, Bendahara Negara itu selalu aktif untuk berinteraksi kepada anak-anak. Tak jarang, Sri Mulyani selalu menanyakan setiap anak akan cita-cita yang ingin dicapai ketika dewasa nanti.

"Kalau di kelas saya pasti akan bertanya kepada kalian coba siapa namanya kamu punya cita-cita ingin menjadi cita-cita sebagai apa? Ibu inget banget pada saat waktu itu kalian cita-citanya ingin menjadi polisi ada yang kepengen menjadi guru ada yang pengen jadi dokter dan lain-lain," sebut dia.

Dia berharap setidaknya, ke depan bakal ada salah seorang anak yang ingin untuk menjadi menteri keuangan. Meski begitu, apapun yang dicita-citakan oleh anak-anak yang terpenting adalah harus diupayakan semaksimal mungkin.

"Dan semuanya itu adalah cita-cita pasti harus diupayakan kalian untuk mencapai cita-cita harus diupayakan," ujarnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Ibaratkan Pengelolaan Keuangan Negara seperti Iuran Kas Sekolah

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengibaratkan mengelola keuangan negara sama halnya seperti mengelola uang iuran kas di kelas. Sebab, uang yang dikumpulkan tersebut sama-sama akan difungsikan untuk keperluan bersama.

"Namanya uang mungkin sama. Uang di rumah, uang saku kalian atau uang di sekolah kalian di kelas. Sebagai bendahara kelas juga memiliki apa mengumpulkan iuran dari teman-teman dan kemudian kita jadikan sebagai suatu uang bersama," kata dia dalam Kemenkeu Mengajar 5, secara virtual di Jakarta, Senin (31/11).

Hanya saja cara pengumpulannya berbeda. Sebab, uang negara dikumpulkan melalui pembayaran pajak dari para wajib pajak di Indonesia. Selain itu, uang negara juga bisa bersumber dari sisi bea masuk dan penerimaan cukai.

Dia menambahkan, uang negara juga bisa dihasilkan dari kekayaan alam Indonesia. Menurutnya Indonesia adalah negara yang kaya karena memiliki berbagai macam pertambangan. Mulai dari batubara, minyak, emas, hingga yang lainnya.

"Itu setiap kali dia tambang, dia memiliki kewajiban untuk membayar bagi hasil kepada pemerintah baik royalti maupun pajak. Uang inilah yang kemudian dikumpulkan menjadi pendapatan negara yang kemudian dipakai untuk mendanai seluruh kegiatan kita bernegara," jelas dia.

Hasil dari pendapatan tersebut kemudian difungsikan untuk kegiatan belanja. Ada beberapa jenis belanja dilakukan pemerintah pusat. Mulai dari belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja sosial.

Dia mencontohkan, belanja pegawai sendiri digunakan untuk pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), Polisi, TNI, serta guru-guru yang berada di sekolah negeri.

Kemudian belanja barang dapat berupa pembelian barang atau jasa. Misalnya untuk kebutuhan di lingkungan sekolah bisa berupa dalam bentuk buku dan alat-alat untuk kegiatan bereksperimen lainnya.

Selanjutnya untuk belanja modal ini menjadi yang paling familiar. Karena ini menyangkut dengan pembiayaan infrastruktur seperti jalan tol, internet dan lain-lain.

"Kalau kalian melihat ada jalan tol antar kota kalau kalian melihat kenapa ada satelit? kenapa kita bisa koneksinya dengan kota-kota yang lain atau pulau-pulau yang lain karena adanya internet itu karena ada satelit-satelit yang dibayar pakai uang negara," kata dia.

"Jadi belanja negara itu kalau dihitung banyak ada yang sifatnya adalah untuk kegiatan sehari-hari ada yang sifatnya adalah untuk membangun," tambah dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.