Sukses

UMKM Tak Bisa 100 Persen Go Digital, Kenapa?

Ada kondisi tertentu yang membuat pelaku UMKM khusus pengusaha mikro memilih tetap melakukan usahanya secara konvensional.

Liputan6.com, Jakarta - Masifnya pemanfaatan teknologi digital utamanya saat pandemi covid-19, turut mempengaruhi pola konsumsi masyarakat yang bergeser pada transaksi daring. Hal ini dibarengi dengan meningkatnya UMKM yang bergabung dalam e-commerce. Upaya ini dilakukan tak lain untuk memastikan agar usaha tetap berjalan seiring perkembangan zaman.

Meski begitu, Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Muhammad Ikhsan Ingratubun mengatakan, UMKM tak bisa 100 persen go digital. Pasalnya, ada kondisi tertentu yang membuat pelaku usaha mikro memilih tetap melakukan usahanya secara konvensional.

“Kalau sampai 100 persen tidak bisa. Karena pertama, ribet. Kedua, pengetahuan atau kemahiran orang-orang yang di atas 40 tahun itu sudah tidak mau lagi online. Sangat sedikit,” kata Ikhsan kepada Liputan6.com, Kamis (12/11/2020).

Dalam catatannya, ada sekitar 13 hingga 15 persen pelaku UMKM yang telah bergabung dengan e-commerce. Di sisi lain, Ikhsan mengakui bahwa transaksi melalui e-commerce adalah yang paling aman saat ini. Baik untuk kesehatan, yaitu menghindari kontak fisik, juga dari sisi keamanannya.

Dihubungi secara terpisah, Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai, jumlah UMKM yang berpartisipasi dalam e-commerce belum mampu mendongkrak daya beli masyarakat di tengah pandemi, bahkan pada momentum Harbolnas 11.11 kemarin.

“Keterlibatan UMKM masih terbatas, karena baru 13 persen UMKM yang bergabung ke platform digital. Sisanya masih andalkan cara-cara pemasaran konvensional,” kata dia.

Selain itu, Bhima mendapati bahwa pasar e-commerce masih didominasi oleh barang impor. Sehingga kontribusi UMKM dari platform ini terhadap ekonomi nasional tak terlalu signifikan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pandemi Covid-19 Terbukti Tak Surutkan Semangat UMKM Berproduksi

Kolaborasi Kementerian Koperasi Republik Indonesia bersama salah satu marketplace di Indonesia berhasil menciptakan nilai penjualan UMKM sebanyak ratusan juta rupiah.

Terhitung total ada 351 UMKM dari subsektor; fesyen, makanan minuman kemasan, dan kesehatan kecantikan berhasil lolos kurasi dan seleksi, berhasil hadir pada halaman khusus Festival Belanja Online yang terdapat di Shopee.

"Dampak pandemi Covid-19 terbukti tidak menyurutkan semangat para UMKM untuk berproduksi. Terbukti program Festival Belanja Online sudah berhasil menciptakan 4.708 total transaksi dalam kurun waktu 1 minggu setelah program berjalan dari tanggal 19 Oktober lalu," kata Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria Simanungkalit, Senin (9/11/2020).

Festival Belanja Online tidak hanya hadir dalam halaman khusus di Shopee saja, namun dalam pelaksanaannya setiap hari Kamis sampai Minggu setiap minggunya, terdapat live streaming dengan nama Ngobrol dan Ngobral.

Dimana pada sesi Ngobrol lebih memberikan wadah informasi dan ilmu seputar digitalisasi UMKM. Sedangkan pada sesi Ngobral sebagai wadah para UKM untuk melakukan penjualan secara langsung produk atau promosi mereka yang dapat dibeli langsung pada saat live streaming berjalan.

Live streaming yang berjalan pada akun Shopee festivalbelanjaonline_kemenkop sudah berjalan 8 kali, dengan rata-rata penontonnya sebanyak 200-300 viewers/sesinya. Tidak hanya melibatkan narasumber dari Kementerian Koperasi, Influencer, Digital Marketing Spesialis, dan Content Creator tetapi sobat UKM juga ada yang terpilih untuk hadir pada live streaming.

“Sejauh ini, program Festival Belanja Online yang akan berjalan sampai tanggal 9 November nanti, sudah selaras dengan upaya Kementerian Koperasi & UMKM mengatasi dampak perekonomian UMKM di tengah pandemi," ujarnya.

Lanjutnya, antara lain sudah mencakupi tahapan Mitigasi & Survive serta Reactive yang tidak hanya melakukan pendampingan, melainkan juga sebagai upaya program pemulihan ekonomi nasional.

3 dari 3 halaman

Bantu UMKM

Head of Public Policy and Government Relations Shopee Indonesia Radityo Triatmojo, mengatakan, kerja sama yang terbina dengan KemenkopUKM merupakan langkah lanjutan kami untuk senantiasa menunjukkan dukungan terhadap keberlangsungan bisnis pelaku UMKM.

"Kami senang sekali dapat terlibat untuk memfasilitasi Festival Belanja Online sebagai bentuk peluang dan solusi positif untuk para pelaku UMKM binaan yang telah hadir di platform kami," ujar Radityo.

Dirinya berharap komitmen ini dapat membantu lebih banyak lagi pelaku UMKM agar dapat berkontribusi dalam menyikapi perubahan yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia di tengah masa yang sulit ini.

Untuk menambah maraknya kegiatan Festival Belanja Online, pihak penyelenggara juga mengadakan give away untuk para penonton selama sesi Ngobral dan Ngobral berlangsung. Mulai dari hadiah fesyen, makanan minuman, sampai produk kesehatan dan kecantikan yang tergabung dalam festival ini.

Festival Belanja Online ini memiliki titel yang unik pada masing-masing sub kategorinya. Untuk subsektor fesyen ber-titel Adiwarna Nusantara yang artinya bagus atau indah sekali, subkategori makanan minuman dengan nama Rasantara yang merupakan gabungan dari kata Rasa dan Nusantara. Sedangkan kesehatan dan kecantikan dengan nama Kirana Nusantara yang artinya pesona indah atau bercahaya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.