Sukses

Aren, Komoditas Perkebunan Kaya Manfaat dan Dongkrak Ekonomi Petani

Selain sebagai konservasi lingkungan hutan, aren juga dimanfaatkan petani untuk disadap niranya.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu komoditas perkebunan yang banyak manfaatnya adalah Aren. Selain sebagai konservasi lingkungan hutan, aren juga dimanfaatkan petani untuk disadap niranya. Selanjutnya, nira tersebut diolah menjadi gula aren yang menyehatkan.

Komisaris Utama PT Gunung Hijau Masarang, Willie Smits mengatakan, petani aren yang tiap hari menyadap nira mampu membantu meningkatkan pendapatan mereka. Sebab, dari tiga pohon aren, petani bisa mendapatkan Rp 180 ribu/hari dari hasil menyadap nira.

“Kalau pohon aren yang disadap lebih banyak, maka hasilnya akan lebih banyak lagi. Ada yang penghasilannya Rp 230 ribu, Rp 400 ribu hingga Rp 1 juta per hari.  Volume nira yang disadap petani pun ada yang sampai 200 liter per hari. Ini sangat membantu petani untuk meningkatkan ekonominya,” kata Willie Smits, dalam sebuah webinar, di Jakarta, Senin (19/10).

Menurut Smits, petani aren di Tomohon, Sulawesi Utara sudah lama menyadap nira menjadi gula aren. Bahkan, nira yang disadap petani tiap hari langsung dijual ke  PT Gunung Hijau Masarang dengan harga beli yang relatif tinggi.

“Petani aren sudah kami fasilitasi tempat perantara untuk menampung nira. Mereka bisa memanfaatkan sapi atau motor sampai ke tempat penampungan. Tiap, petani yang memasok nira kami catat konsentrasi gula dan Ph-nya,” kata Smits.

Smits mengatakan, tiap 7-8 liter nira akan menghasilkan gula arena sebanyak 1 kg (dengan kadar gula 14).

“Dalam proses pengolahan nira untuk menjadi gula yang kami lakukan sudah sangat efisien. Kami gunakan pipa uap sehingga tak ada sisa arang dan tak hangus. Prosesnya tiap setengah jam sudah jadi gula,” paparnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Produk Turunan dari Tanaman Aren

Menurut Smits, ada  sekitar 500 ribu-an tanam aren di Tomohon , dan tanaman ini mampu menciptakan lapangan kerja, serta mengembangkan budaya untuk pelestarian lingkungan. Tanaman aren akan berfotosintesis meskipun telah menghasilkan buah. Bahkan, tanaman aren selama disadap tetap menghasilkan.

“Tanaman aren ini paling produktif di dunia. Sayangnya, tanaman yang ada dimana-mana ini belum banyak dimanfaatkan,” ujarnya.

Menurutnya, ada sekitar 65 produk yang bisa dihasilkan dari tanaman aren. Selain untuk bahan baku gula aren, nira yang disadap petani bisa diolah menjadi etanol berkualitas tinggi.

“Tak hanya buah dan niranya saja yang banyak manfaatnya. Pohon aren juga menghasilkan kayu yang sangat istimewa. Di Amerika, kayu aren menjadi bahan baku mebel yang terbaik. Ijuknya bisa diekspor untuk bahan baku jok mobil mewah,” katanya.

Di tempat terpisah, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Dedi Junaedi mengatakan, umumnya petani yang mengolah nira menjadi gula aren masih berupa usaha skala mikro, kecil dan menengah (UMKM).

“Jadi, kami juga mendorong petani aren untuk terus mengembangkan usaha hilirnya berupa gula aren dengan memberi bantuan unit pengolahan hasil. Alat pengolahan hasil tersebut kami berikan agar mampu membantu mereka untuk meningkatkan produksi dan kualitas  gula aren,” kata Dedi.

Menurut Dedi, ada sejumlah kelompok pengolah gula semut aren yang sudah berjalan dengan baik. Salah satunya,  di Kabupaten Lebak, Banten. Bahkan, salah satu kelompok petani pengolah gula aren, ikut meramaikan peringatan Hari Tani Nasional di Kementan.

“Yang kami bina dari Kabupaten Lebak sudah berjalan dengan bagus dan ikut pameran di Hari Tani,” pungkasnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini