Sukses

Survei BPS: Perempuan Lebih Patuh Terapkan Protokol Kesehatan Dibanding Laki-Laki

Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei untuk mengetahui perilaku masyarakat selama pandemi, khususnya penerapan protokol kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik melakukan survei untuk mengetahui perilaku masyarakat selama pandemi, khususnya penerapan protokol kesehatan dan upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

Pengumpulan data dilakukan melalui penyelenggaraan Survei Perilaku Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19 pada periode 7 -14 September 2020 secara online dan diikuti oleh 90.967 responden, Responden survei didominasi usia kurang dari 45 tahun, dan 55 persen responden survei berpendidikan minimal DIV/S1.

Survei ini menggunakan metodologi Non-Probability Sampling yang merupakan kombinasi dari Convenience, Voluntary dan Snowball Sampling untuk mendapatkan respon partisipasi sebanyak-banyaknya dalam kurun waktu 1 minggu pelaksanaan survei (7-14 September 2020).

Berikut hasil survei BPS yang dirangkum oleh Liputan6.com, Jumat (2/10/2020):

1. Tingkat Kepatuhan

Tingkat kepatuhan responden selama seminggu terakhir terutama saat berada di luar rumah dalam pencegahan Covid-19 sudah baik. Responden banyak yang patuh memakai masker, hand sanitizer/desinfektan, giat mencuci tangan selama 20 detik dengan sabut, menghindari berjabat tangan, menghindari kerumunan, dan menjaga jarak 1 meter.

Disebutkan, bahwa responden perempuan jauh lebih patuh dalam perilaku penerapan protokol kesehatan dibandingkan responden laki-laki. Selain itu, responden menilai sangat efektif menerapkan protokol Kesehatan untuk mencegah terinfeksi covid-19.

2. Respon Tidak Menerapkan Protokol Kesehatan

Kendati begitu, responden menilai masih banyak masyarakat di luar sana yang tidak menerapkan protokol Kesehatan. Lebih dari setengah responden atau 55 persen, berpendapat bahwa tidak ada sanksi menjadi alasan masyarakat untuk tidak menerapkan protokol kesehatan.

Sisanya, 39 persen responden menyebut karena tidak ada kejadian penderita covid-19 di lingkungan sekitar; 33 persen pekerjaan menjadi sulit jika harus menerapkan protokol Kesehatan; 23 persen dikarenakan harga masker, face shield, hand sanitizer atau APD cenderung mahal;  21 persen menyebut mengikuti orang lain; 19 persen dikarenakan apparat atau pimpinan tidak memberi contoh.

Lalu, Kata “kurang” dan “kesadaran” menjadi kata yang paling sering digunakan untuk alasan tidak menerapkan protokol kesehatan lainnya.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Respon Terhadap Orang yang Terinfeksi Covid-19 di Sekitar

Respon yang paling banyak dilakukan ketika ada yang terinfeksi Covid-19 di lingkungan sekitar adalah memperketat protokol kesehatan di lingkungan sebesar 45 persen responden mengatakan hal itu.

Selanjutnya, perbandingan frekuensi keluar rumah saat ini dengan sebelum adaptasi kebiasaan baru (AKB), jika dibandingkan sebelum AKB, 24,63 persen responden lebih sering keluar rumah 20,08 persen responden lebih sering keluar rumah untuk kepentingan pekerjaan.

Untuk frekuensi keluar rumah menurut usia, semakin tinggi usia maka semakin jarang frekuensi keluar rumah dibandingkan sebelum AKB. Kemudian, kepentingan Responden yang “Lebih Sering” Keluar Rumah menurut Jenis Kelamin adalah responden wanita yakni 3,84 persen untuk kepentingan leisure (waktu luang), sedangkan responden pria hanya 3,07 persen.       

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.