Sukses

Belum Ada Regulasi, Petani Beras Sehat Sulit Pasarkan Produk

Saat ini hanya ada tiga klasifikasi yaitu beras premium, organik, dan indigo. Sehingga untuk beras sehat masuk dalam beras organik.

Liputan6.com, Jakarta - Perkumpulan Petani (PP) Gapsera Sejahtera Mandiri Desa Rejosari, Seputih Raman, Lampung Tengah menggalakkan produksi Berasera. Berasera merupakan beras sehat yang diproduksi oleh para petani yang tergabung dalam Gapsera Sejahtera Mandiri.

Ketua Gapsera Sejahtera Mandiri, Sukarlin, menjelaskan bahwa produk barsera telah mendapatkan sertifikat produk pangan aman dari PT Superintending Company of Indonesia (Sucofindo).

"Kita sudah not detected residu, dari 16 item kita bebas racun, bebas pestisida kimia," ujarnya seperti ditulis Jumat (6/3/2020).

Kendati demikian, Sujarlin menyayangkan belum adanya regulasi atau prosedur untuk sertifikasi beras sehat. Ia menyebutkan, hanya ada tiga klasifikasi yaitu beras premium, organik, dan indigo. Sehingga berasera sementara masuk dalam beras organik.

"Untuk non-pestisida ini karena pemerintah belum punya legalitas menyatakan beras ini beras sehat. Adanya hanya beras premium, beras organik, sama indigo geografis integrated seperti beras merah," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Rp 60 Ribu

Sebagai informasi, dalam satu musim panen Gapsera bisa menghasilkan 150 ton gabah kering, atau 60 ton beras. Kemudian beras PT Gapsera dengan berat 5 kg dijual dengan kemasan seharga Rp 60 ribu.

Barsera kemudian dijual ke seluruh lampung, dan sesekali sampai ke luar kota. "ini dijual sudah ke seluruh lampung, cuma ada satu dua ke bogor," katanya.

Ke depannya, Sukarlin menyatakan keinginannya untuk dapat ekspor berasera. Hanya saja sementara semuanya masih mengalami kendala terkait fasilitas.

"Kalaupun ada yang memfasilitasi, kalau mungkin pihak karantina dan pihak pihak dari dinas itu, sangat ingin kita untuk ekspor," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.