Sukses

Target Produksi Blok Masela Dipercepat Jadi 2026

Dari sisi Produk Domestik Bruto (PDB), dampak produksi gas Blok Masela yang dimulai dari 2022 sampai 2055 mencapai USD 153,6 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Blok Masela ditargetkan mulai produksi pada 2026, lebih cepat dari target awal yaitu 2027. Total investasi Blok Masela mencapai USD 19,8 miliar.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, SKK Migas akan bekerja keras untuk menyelesaikan proyek ini agar tidak terjadi keterlambatan.

"Pak Menteri (ESDM) bilang harus onstream pada 2026, saya coba untuk lobi di 2027 tapi saya tidak berhasil." ujarnya, seperti ditulis Kamis (20/2/2020).

Berdasarkan data SKK Migas, pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela mampu menciptakan dampak berantai bagi keekonomian nasional, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dari sisi Produk Domestik Bruto (PDB), dampak produksi gas Blok Masela yang dimulai dari 2022 sampai 2055 mencapai USD 153,6 miliar. Terdiri dari masa konstruksi (2022-2027) sebesar USD 7,5 miliar dan masa operasi (2027-2055) USD 146,1 miliar.

Dari sisi pendapatan rumah tangga diproyeksi mencapai sebesar USD 33,2 miliar. Terdiri dari masa konstruksi sebesar USD 3,1 miliar. Pada masa operasi diproyeksi mencapai USD 30 miliar.

Sebelumnya, dengan total investasi Blok Masela yang mencapai USD 19,8 miliar, pemerintah Republik Indonesia berencana untuk lebih meningkatkan jaringan energi melalui pengembangan pipa gas dan infrastruktur listrik di seluruh negeri, dari Sabang ke Merauke dan dari Miangas ke Pulau Rote.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keamanan Energi Kunci Ekonomi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrim, mengatakan bahwa keamanan energi adalah salah satu kunci dalam meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia.

"Implementasi pemanfaatan energi untuk pengembangan ekonomi tentu saja akan lebih meningkatkan pendapatan negara dari sektor energi dan menciptakan efek berganda bagi masyarakat dengan membuka peluang kerja baru," terang Arifin.

Untuk diketahui, telah berlangsung penanda tanganan Nota Kesepahaman Suplai Gas PLN, Pupuk Indonesia dari Proyek LNG Abadi pada Rabu malam (19/02/2020) kemarin, bertempat di Fairmont Hotel, Senayan.

Adapun pihak yang menanda tangan Nota Kesepakatan, antara lain; INPEX, diwakili Kenji Kawano selaku Presiden Direktur INPEX Masela, Ltd, sebagai Kontraktor Kontra Kerja Sama (KKKS) menanda tangani Nota Kesepahaman dengan PT PLN yang diwakili oleh Zulkilfi selaku Presiden Direktur, kemudian Pupuk Indonesia diwaliki oleh Aas Asikin Idat selaku Presiden Direktur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.