Sukses

Dirut Transjakarta Ingin Tarif Listrik untuk Bus Turun

Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono mengusulkan tarif listrik untuk kendaraan transportasi sebesar Rp 700 per kilo watt

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono mengakui bahwa biaya investasi untuk satu unit bus listrik dua kali lipat dari bus konvensional biasa. Sehingga beban oprasional yang dikenakan kepada penumpang akan meningkat.

Agung mengatakan besaran biaya tarif listrik yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2011 bahkan belum bisa mengkompensasi biaya pembelian bus listrik. Dalam aturan tersebut memang tarif listrik hanya sebesar Rp 1.445 per kilo watt per jam, lebih rendah ketimbang biaya bahan bakar solar yang sebesar Rp 5.150 per liter dan gas yang sebesar Rp 3.100 per liter.

"Tarif listrik Rp 1.445 kilowat per kilometer ini masih kurang, ini diperlukan untuk kompensasi biaya pembelian yang lebih mahal sehingga bisa lebih murah lagi. Jadi biaya opersioanl bisa lebih murah kalau tarif listriknya bisa diberi keringanan," katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Melihat kondisi tersebut, pihaknya meminta agar Perusahaan Listrik Negara (PLN) bisa mengenakan tarif listrik kepada transportasi umum stara dengan biaya produksi di industri yang sebesar Rp 700 per kilo watt.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kelebihan Pasukan

Apalagi, produksi listrik di Jawa dan Bali saat ini kelebihan pasokan terutama pada malam hari. Sebab aktivitas industri dan perkantoran pada saat malam hari berkurang atau tidak menyerap listrik.

"Hanya rumah tangga yang menggunakan, kalau bisa kami serap ini, sebesar harga biaya produksi hanya Rp 700 perak, itu bisa berkah untuk bus kami yang bisa berjalan dengan bersih, low emisi, dan kurangi kemancetan. Jadi ini kenapa kita ingin tarif listrik lebih murah," tegas dia.

Sebagai informasi, saat ini Transjakarta sudah memiliki 3 bus listrik berbasis baterai dengan luas dimensi 2.550 milimeter atau lima senti lebih besar ketimbang bus konvensional. Satu bus hasil produksi PT Mobil Anak Bangsa dan dua bus hasil produksi BYD Auto asal China.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

3 dari 3 halaman

Bus Listrik Transjakarta Sudah Angkut 14 Ribu Penumpang

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang selama masa uji coba pengoprasian bus listrik mencapai ratusan ribu orang. Jumlah tersebut menjadi catatan rekor selama masa uji coba yang dilakukan pihaknya beberapa waktu lalu.

"Antusiasmen masyarakat besar hampir 14 ribu orang menaiki bus listrik," kata Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Agung mengatakan selama masa uji coba yang dilakukan di beberapa kawasan wisata seperti Monumen Nasional (Monas), Ancol, dan Taman Mini banyak masyarakat yang begitu antusias. Melihat antusias tersebut pihaknya pun berkeinginan untuk mengorpasikan di beberapa ruas rute.

Namun, Agung mengakui ada beberapa pertimbangan yang mengharuskan bus listrik pabrikan China belum beroprasi secara masal. Sebab, Peraturan Presiden (Perpres) tentang kendaraan mobil listrik saja tak cukup tanpa didukung izin dari pemerintah.

"Kami mohon dukungan (dari pemerintah)," katanya.

Sebagai informasi saja, saat ini Transjkarta sudah memiliki tiga bus listrik berbasis baterai dengan luas dimensi 2.550 milimeter atau lima senti lebih besar ketimbang bus konvensional. Satu bus hasil produksi PT Mobil Anak Bangsa dan dua bus hasil produksi BYD Auto asal China

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.