Sukses

BPN: Tak Ada Lahan Adik Prabowo di Ibu Kota Baru

Menteri ATR/BPN menyatakan lahan yang akan menjadi ibu kota baru hanyalah Hutan Tanaman Industri (HTI).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan Djalil, memastikan bahwa tidak ada nama adik Prabowo, Hasyim Djojohadikusumo dalam kepemilikan lahan ibu kota baru di Kalimantan Timur. Sebab, yang ada di lokasi tersebut hanyalah Hutan Tanaman Industri (HTI).

"Sepanjang saya tahu tak ada nama tersebut di dalam kepemikan tanah, bahwa ada HTI yang kena, tapi bukan miliknya, jadi jangan berpikir dengan pemindahan orang itu dapat keuntungan, tidak ada," kata Sofyan di Kantornya, Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Menteri Sofyan menyampaikan data tetail kepemilikan lahan baru akan terlihat usai pemerintah melakukan proses Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (IP4T). Namun, dia memastikan, sebagian besar lahan tersebut dimiliki oleh negara.

"Kalaupun harus ada lahan yang dibebaskan itu hanya untuk kebutuhan jalan-jalam saja. Itu juga akan kita freeze dulu supaya tidak terjadi spekulasi di sana," ungkapnya.

Sekedar informasi saja, pemerintah sendiri sudah menyiapkan lahan seluas 180.000 hektare (Ha) untuk lokasi pemindahan ibu kota baru di Provinsi Kalimantan Timur. Di mana, pembangunan kawasan ibu kota induk akan dimulai dengan luas lahan sekitar 3.000 sampai 4.000 Ha.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kata Waketum Gerindra

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo menegaskan ketua umumnya, yakni Prabowo Subianto siap jika diminta lahannya untuk pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur. Hal itu, kata dia, dilakukan Prabowo untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Tidak hanya itu dan sekalipun tidak ada apa-apanya bagi kami demi kebaikan bangsa dan negara kami akan lakukan itu bahkan kalau diminta lahan kami pun saya yakin Pak Prabowo akan kasih," kata Edhy di Kompleks Parlemen, Senayan.

Edhy mengatakan, memang ada lahan milik adik Prabowo, Hasjim Djojohadikusumo di kawasan yang disebut Presiden Joko Widodo akan jadi ibu kota yakni Penajam Paser Utara. Namun, ia tidak tahu persis di mana persisnya lahan tersebut berada.

"Saya pikir kita tidak perlu berpolemik tentang itu. Bicara apapun Pak Prabowo sudah menyampaikan kepada publik kepada kita semua kepada seluruh rakyat Indonesia manakala diperlukan untuk kepentingan negara beliau akan siap untuk memberikan apapun yang beliau miliki itu yang selama ini," ungkapnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

3 dari 3 halaman

Ibu Kota Pindah, Jakarta Bertransformasi Jadi Mirip New York dan Sydney

Selepas tak lagi menyandang status sebagai Ibu kota, Jakarta akan sepenuhnya menjadi pusat bisnis. Sebab, segala aktivitas pemerintahan akan dipindah ke Ibu Kota baru, yakni di Kalimantan Timur tepatnya Panajam Paser Utara dan Kukar.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menyebutkan, dengan bertranformasinya Jakarta sebagai pusat ekonomi dan bisnis maka kota tersebut akan menjadi seperti New York. Seperti diketahui, New York merupakan kota pusat ekonomi dan bisnis di Amerika Serikat (AS), sementara ibu kota yang merupakan pusat pemerintahan berada di Washington DC. Sebelum dipisah, pusat pemerintahan dan pusat bisnis ada di New York.

"Nanti Jakarta akan kehilangan beban, akan membuat kita semakin dinamis. Jakarta itu akan menjadi seperti New York seperti Sydney," kata dia, saat ditemui di Menara Batavia, Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Oleh karena itu, dia menegaskan pemindahan ibu kota jangan dipandang negatif. Sebab yang pindah hanya aktivitas pemerintahan saja. Meski ada kehidupan lain yang ikut pindah ke sana.

"Sebenarnya gini, kalau pusat pemerintahan tidak usah terlalu dipusingin. pusat pemerintahan, pusat kantor-kantor (yang pindah)," ujarnya.

"Di Kaltim hanya kantor-kantor nanti," dia menambahkan.

Selain itu, dia mengingatkan bahwa proses pemindahan ibu kota tidak instan. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk betul-betul memindahkan seluruh aktivitas pemerintahan ke tempat baru.

Dia mencontohkan beberapa negara yang juga melakukan pemindahan ibu kota, sebut saja Malaysia yang memindahkan ibu kota dari Kuala Lumpur ke Putrajaya.

"Mindahin Ibu kota tuh gak akan cepat. paling cepat 3 sampai 5 tahun masih berkembang. Inget Putrajaya. Bahkan kalau enggak salah Canbera itu 30 tahun pindah dari Sydney dan di Amerika pindah terus setiap 2 tahun dulu di awal-awal sebelum akhirnya dipindahin ke Washington DC," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.