Sukses

Sepak Terjang Mirza Adityaswara Saat Duduki Posisi Deputi Gubernur Senior BI

Masa jabatan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, tinggal menghitung hari lagi.

Liputan6.com, Jakarta - Masa jabatan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, tinggal menghitung hari lagi. Posisi Mirza, nantinya akan digantikan oleh Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) periode 2019-2024.

Di akhir masa baktinya, Mirza menceritakan berbagai langkah upaya bank sentral Indonesia dalam menjaga perekonomian Indonesia. Di mana, dalam menjaga perekonomian BI dan pemerintah selalu mengeluarkan kebijakan dengan penuh kehati-hatian.

"Selama ini kita sudah menunjukan kehati-hatian di dalam pengelolaan ekonomi makro. Kebijakan fiskal selalu prudent, defisit fiskal dijaga di bawah yang diperbolehkan maksimum kan 3 persen tapi pemerintah defisit fiskalnya di bawah 2,5 persen bahkan tahun ini dibawah 2 persen," kata Mirza di Kantornya, Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Dengan berbagai kebijakan yang ditempuh BI bersama pemerintah kemudian berdampak pada keberhasilan pada pengendalian inflasi yang berada sekitar 3 persen. Angka ini pun sesuai dengan target yang dipatok oleh BI yakni di bawah 3,5 persen plus minus 1 persen.

Keberhasilan lain yang diraih selama 5 tahun menjabat di BI, Mirza juga berhasil menekan kredit macet atau NPL perbankan. Di mana, pada 2015 NPL sempat meningkat di angka 3,2 persen yang kemudian berhasil diperbaiki di level 2,6 persen.

"Cadangan perbankan juga sudah di atas 100 persen. Sehingga bisa dibilang pengelolaan perbankan dan fiskal moneter sudah pruden jadi ini harus dipertahankan," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pekerjaan Rumah

Di balik keberhasilan tersebut, ada beberapa pekerjaan rumah yang hingga kini belum dipecahkan oleh dirinya bersama bank Indonesia. Salah satunya adalah menekan defisit transaksi berjalan atau CAD.

"Karena selama ini kita masih berusaha mengendalikan defisit intinya tidak besar. Kita belum pada tahap di mana kita bisa membuat CAD menjadi surplus. padahal negara tetangga kita seperti Thailand dan Malasyia bisa membuat defisit ekspor impor menjadi surplus," bebernya.

Dirinya pun berharap, ke depan ekonomi Indonesia dapat dikelola dengan baik oleh seluruh otoritas keuangan. "Jadi saya berdoa supaya semua ekomomi Indonesia dikelola dengan baik karena hanya dengan stabilitas kita bisa memiliki pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.