Sukses

Laporan Data Ekonomi AS Bawa Wall Street Turun Tipis

Volume pada perdagangan saham AS kali ini mencapai 8,22 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,34 miliar saham untuk 20 sesi terakhir.

Liputan6.com, Jakarta Indeks utama Wall Street turun sedikit pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), dipicu laporan data PDB AS, mengimbangi kekhawatiran tentang pendapatan perusahaan dan hubungan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 69,16 poin, atau 0,27 persen, menjadi 25.916. Sementara S&P 500 kehilangan 7,89 poin, atau 0,28 persen, menjadi 2.784,49 dan Nasdaq Composite turun 21,98 poin, atau 0,29 persen, ke 7.532,53. Indeks S&P dan Dow, mencatat kerugian hari ketiga berturut-turut pada perdagangan kali ini.

Pasar saham kali ini antara lain dipengaruhi data Departemen Perdagangan AS. Saat target tahunan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 3 persen tak tercapai di 2018, tercatat jika perdagangan pada kuartal keempat lebih baik dari perkiraan dan mendorong produk domestik bruto naik 2,9 persen untuk tahun ini.

Namun investor tetap berhati-hati, karena S&P telah naik 11 persen secara year-to-date pada saat yang sama dipicu ekspektasi pendapatan kuartal saat ini telah berubah negatif.

"Itu adalah keputusan yang perlu direkonsiliasi," kata Terry Sandven, Manajer Portofolio dan Kepala Strategi Euitas Bank AS di Minneapolis.

Pasar juga dipengaruhi Presiden Donald Trump yang mengatakan jika dia telah keluar dari KTT Vietnam dengan Kim Jong Un karena tuntutan dari pemimpin Korea Utara untuk mencabut sanksi yang dipimpin AS.

Analis Wall Street memperkirakan laba kuartal pertama perusahaan turun 1,1 persen dibandingkan dengan perkiraan 1 Januari untuk pertumbuhan 5,3 persen, menurut data IBES dari Refinitiv.

“Minggu ini kita tidak memiliki driver directional. Penghasilan kuartal keempat akan segera berakhir dan tidak ada berita tentang negosiasi perdagangan AS-China. Karena keseimbangan, kami akan jatuh tempo untuk periode konsolidasi dan pengurangan, ”kata Sandven.

Investor juga tidak terkesan oleh jaminan penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow pada hari Kamis bahwa negosiasi perdagangan AS-China bergerak maju setelah kemajuan "fantastis" yang dibuat minggu lalu.

“Tidak seperti sebulan yang lalu, di mana pernyataan oleh pejabat mungkin cukup untuk mendorong saham lebih tinggi, itu tidak lagi. Sudah waktunya untuk kemajuan nyata, "kata Oliver Pursche, kepala strategi pasar di Bruderman Asset Management di New York.

"Apa yang mendorong pasar turun dan menyaingi PDB adalah kekhawatiran tentang pendapatan perusahaan," tambah dia.

Adapun dari 11 sektor pada indeks utama S&P 500, sektor material mencatat penurunan persentase terbesar dengan melemah 1,27 persen. Sedangkan sektor energi adalah pecundang persentase terbesar kedua, dengan penurunan 0,97 persen. 

Kemudian sektor kesehatan turun 0,3 persen dipicu caham UnitedHealth yang melemah 3 persen di tengah kekhawatiran tentang potensi sistem perawatan kesehatan AS.

Sementara melesetnya target pertumbuhan PDB justru membawa saham TrumpMonster Beverage Corp melonjak 8,7 persen.

Kali ini, volume pada perdagangan saham AS mencapai 8,22 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,34 miliar saham untuk 20 sesi terakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Wall Street