Sukses

Kisah Pendiri Red Hat, Miliarder yang Dulunya Pengangguran

Pengakuisisian IBM terhadap Red Hat merupakan pembelian perusahaan teknologi termahal sepanjang sejarah. Namun siapa sosok di balik berdirinya Red Hat?

Liputan6.com, Jakarta - Pada 1993, Bob Young merupakan seorang pengangguran yang berjuang di lemari jahit istrinya untuk membangun sebuah perusahaan. Minggu lalu, perusahaan yang didirikannya, Red Hat diakuisisi IBM senilai USD 34 miliar (Rp 509,4 triliun) merupakan pembelian perusahaan teknologi terbesar dalam sejarah terbesar sepanjang sejarah.

Young saat ini berusia 64 tahun. Ia mengundurkan diri dari posisi CEO Red Hat setelah perusahaannya membuka penawaran umum pada 1999. Ia juga keluar dari dewan perusahaan pada 2005 untuk meluncurkan Lulu.com, perusahaan penerbitan mandiri online, di mana ia saat ini menjabat sebagai CEO.

Young membangun perusahaan yang saat ini menjadi perusahaan bernilai jutaan dolar 25 tahun lalu. Saat itu, Young tidak memiliki pekerjaan ataupun uang setelah menjual bisnisnya, perusahaan leasing komputer.

“Saya seorang pebisnis, begitulah pikiran saya terprogram. Saya bukan orang pintar atau pengambil risiko. Saya malah sebenarnya murid yang buruk,” jelas Young yang menempuh pendidikan Sejarah di Unversity of Toronto.

Ia melanjutkan, rekam jejaknya yang buruk di sekolah membuatnya berasumsi ia akan lebih beruntung mendirikan bisnis sendiri dibanding melamar kerja. “Jadi dalam kasus saya, memulai bisnis menjadi pilihan berisiko rendah dalam meniti karier.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jatuh Bangun Mendirikan Bisnis

Young memulai serentetan bisnis usai lulus kuliah pada 1976. Ia pertama menyewakan mesin tik dari sebuah kantor di luar Toronto. Sementara itu, teman-teman kuliahnya memulai karier sebagai akuntan dan pengacara di perusahaan besar.

“Teman-teman saya tidak terlalu terkesan dengan pilihan karier saya waktu itu,” ungkap Young. 

Ia kemudian beralih ke bisnis penyewaaan komputer dengan menluncurkan Vernon Computer Rentals pada 1984. Setelah mengalami kesulitan finansial pada masa resesi tahun 1989, Young menjual perusahaannya kepada Greyvest Capital seharga USD 20 juta. Sebagai CEO, ia menerima USD 4 juta.

Namun kesepakatan itu juga meminta Young untuk bekerja di Greyvest dan menggunakan bagiannya untuk mengambil saham di sana. Sayangnya, hanya lewat beberapa bulan dari kesepakatan itu, Greyvest mengalami kesulitan keuangan yang serius.

Ini meninggalkan Young dengan saham di perusahaan yang tidak memiliki nilai. Pada akhirnya ia diberhentikan. 

“Saya pengangguran dengan 3 anak, hipotek yang besar, dan kekayaan bersih lebih kecil dari apa yang saya punya saat saya lulus 15 tahun lalu,” ujar Young. “Namun tanpa bencana itu, saya tidak akan menemukan peluang dan mendirikan Red Hat.”

Untungnya, pengalaman Young dalam bisnis komputer membuatnya mendapat tempat di pasar penjualan software untuk produk yang memungkinkan bisnis teknologi memodifikasi dan menyesuaikan perangkat lunak sesuai kebutuhan. 

Young mengungkapkan, pada awal 1990-an Red Hat menjadi satu-satunya perusahaan yang menawarkan perangkat lunak sumber terbuka (open-source software) karena pesaing besar seperti Oracle, Microsoft, dan IBM enggan untuk melepaskan source code mereka kepada klien.

3 dari 4 halaman

Bertemu Marc Ewing

Pada 1993, Young memulai bisnisnya dari rumahnya dengan menjual software lewat Linux dan sistem operasi Unix. Young bergabung dengan perancang perangkat lunak Marc Ewing, yang memberikan nama perusahaan Red Hat.

Young menggabungkan perusahaannya dengan distributor perangkat lunak sumber terbuka Linux milik Ewing dan pindah ke Durham, North Carolina yang merupakan kota asal Ewing. Young menjabat sebagai CEO, menggunakan pengalamannya sebagai sales untuk fokus pada operasi perusahaan, sementara Ewing menangani teknis software.

Karena kekurangan dana, Young harus memutar otak untuk membiayai perusahaannya. Jadi ia mengambil keputusan yang mungkin kelihatannya keliru. Bersama Ewing, ia mengumpulkan utang kartu kredit.

Utang kartu kredit Young akhirnya mencapai sekitar USD 50 ribu, tersebar di setidaknya delapan kartu kredit yang berbeda. Young dan Ewing mampu mendanai perusahaannya dengan utang kartu kredit mereka yang meningkat hingga 1995, ketika perusahaannya merilis open-source software versi baru yang menghasilkan laba dan memampukan mereka membayar utang.

Tahun 1998, Red Hat menghasilkan penjualan lebih dari USD 5 juta per tahun. Angka ini meningkat dua kali lipat pada tahun berikutnya.

4 dari 4 halaman

Tidak Menyesal Keluar dari Red Hat

 Terlepas dari kesuksesannya, Young merupakan sosok yang rendah hati dan memiliki rasa humor akan kariernya. Pada profil LinkedIn-nya, Young mencantumkan gelarnya di Lulu.com sebagai “Coffee Mug Washer” (pencuci gelas kopi). Ia juga kerap kali memberi pujian pada partnernya Ewing dan penerus-penerusnya atas kesuksesan Red Hat.

“Kesuksesan USD 34 miliar itu tidak ada hubungannya dengan saya. Saya akan menerima pujian atas menemukan peluang awal. Namun orang-orang yang lebih pintar berhak mendapat pujian lebih atas eksekusi nyata dari kesempatan itu,” ujarnya.

Young menjual semua sahamnya di Red Hat setelah meninggalkan perusahaan. Artinya, perusahaan tersebut kala itu masih bernilai sepersekian dari apa yang dibayar IBM. Namun Young mengaku tidak menyesal dengan keputusannya menarik saham dari Red Hat jauh sebelum akuisisi IBM.

“Jika saya masih bergantung pada saham Red Hat, saya mungkin bisa mendapat lebih dari apa yang saya lakukan saat ini. Namun saya tidak menyesali keputusan yang diambil karena 15 tahun terakhir saya sangat berbeda dibanding bila saya masih di Red Hat.” (Felicia Margaretha)  

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.