Sukses

Jelang Sesi I, IHSG Anjlok 1,27 Persen

Sektor saham industri dasar turun 1,91 persen dan dorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin tertekan.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin turun tajam usai pengumuman neraca perdagangan Juli 2018. Tercatat Indonesia alami defisit neraca perdagangan Juli 2018 sebesar USD 2,03 miliar.

Jelang penutupan perdagangan saham, Rabu (15/8/2018), IHSG turun 1,27 persen ke posisi 5.696,21. Indeks saham LQ45 melemah 1,62 persen ke posisi 888. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 239 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. 109 saham diam di tempat dan 108 saham menguat.

Jelang penutupan sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.819,64 dan terendah 5.693.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sektiar 222.843 kali dengan volume perdagangan saham 4,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4 triliun.

Investor asing jual saham Rp 122,09 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.621.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,90 persen. Sektor saham industri dasar turun 1,91 persen, sektor saham keuangan melemah 1,72 persen dan sektor saham tambang susut 1,51 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham RELI naik 19,26 persen ke posisi 322 per saham, saham MTSM melonjak 13,85 persen dan saham PKPK menanjak 6,48 persen.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham SSTM turun 24,36 persen ke posisi 416 per saham, saham TFCO merosot 24,26 persen ke posisi 515 per saham, dan saham ACES tergelincir 9,85 persen.

Sementara itu, bursa Asia kompak melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,52 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 1,61 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,88 persen.

Selain itu, indeks saham Thailand turun 0,65 persen, indeks saham Shanghai susut 1,31 persen, indeks saham Singapura melemah 0,17 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,96 persen.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Neraca Dagang Juli 2018 Defisit USD 2,03 Miliar

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia sepanjang Juli 2018 mengalami defisit sebesar USD 2,03 miliar. Neraca perdagangan mengalami surplus sebesar USD 1,74 miliar pada Juni 2018.

"Neraca perdagangan kita pada Juli 2018 mengalami defisit USD 2,03 miliar. Jadi tahun ini, Januari defisit, Februari defisit, Maret surplus, April defisit, Mei defisit, Juni surplus dan Juli kembali defisit," kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantornya, Rabu 15 Agustus 2018.

Sementara itu, BPS mencatat posisi ekspor Indonesia pada Juli 2018 sebesar USD 16,24 miliar atau naik 25,19 persen dibanding Juni 2018. Ekspor ini disumbang oleh sektor migas sebesar USD 1,43 miliar dan non migas USD 14,81 miliar. 

"Nilai ekspor per sektor disumbang oleh migas menyumbang ekspor USD 1,43 miliar, pertanian USD 0,3 miliar, industri pertanian USD 11,79 miliar dan pertambangan serta sektor lainnya menyumbang USD 2,72 miliar," ujar dia.

Dari sisi impor tercatat sebesar USD 18,27 miliar atau naik 62,17 persen dibandingkan dengan Juni 2018. Migas menyumbang USD 2,61 miliar dan non migas menyumbang impor UDD 15,66 persen. 

Nilai impor tertinggi per sektor disumbang oleh konsumsi sebesar USD 1,72 miliar naik 70,50 persen. Bahan baku sebesar USD 13,67 miliar atau naik 59,28 persen serta barang modal diimpor sebesar USD 2,88 miliar atau naik 71, 95 persen. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.