Sukses

BI: Inflasi Mei 0,21 Persen Bukti Dampak Pelemahan Rupiah Kecil

Bank Indonesia (BI) menyatakan inflasi Mei 2018 sebesar 0,21 persen termask rendah.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan inflasi Mei 2018 sebesar 0,21 persen termask rendah. Ini menunjukkan pengaruh pelemahan nilai tukar rupiah berdampak kecil terhadap inflasi.

"Ini sebagai bukti dampak pelemahan (rupiah) tidak besar hanya kecil (terhadap inflasi) sehingga itu memberikan bukti pada sejumlah analis yang mengatakan nilai tukar rupiah melemah, inflasinya melambung dan segala macam. Ini bukti nyata," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (4/6/2018).

Perry juga mengapresiasi kinerja Pemerintah dan BI baik di pusat dan daerah yang terus berupaya memastikan serta menjaga stok dan harga komoditas di pasaran tetap terjaga.

"Ini memang terendah dibandingkan bulan-bulan ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya," ujar dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tingkat inflasi pada Mei 2018 sebesar 0,21 persen. Untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,3 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,23 persen.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Gembira Inflasi Mei 0,21 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi pada Mei 2018 sebesar 0,21 persen. Untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,3 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,23 persen.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menanggapi positif nilai inflasi yang baru dirilis BPS tersebut. "Inflasi 0,21 persen kita gembira menjelang ramadhan dekat lebaran, kalau tahun lalu jelang ramadhan bisa sampai 0,5 persen," ujar dia di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin 4 Juni 2018.

Selain itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyampaikan, kinerja inflasi diharapkan tetap terjaga agar terus sesuai dengan asumsi pemerintah dalam APBN.

"Kita terus jaga prestasi atau kondisi ini sehingga akan sesuai dengan asumsi dalam APBN di 3,5 plus minus 1 persen," kata dia. 

Dia mengatakan, pemerintah akan terus berupaya menjaga agar daya beli masyarakat tetap terjaga juga menjaga kondisi perekonomian yang stabil di tengah ketidakpastian dalam ekonomi global. "Stabilitas penting saat ekonomi dunia semakin menghadapi ketidakpastian," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.