Sukses

Krisis Ekonomi Kian Buruk, Warga Venezuela Serahkan Anak ke Panti Asuhan

Beberapa warga Venezuela terpaksa menyerahkan anaknya ke panti asuhan akibat perekonomian yang terus memburuk.

Liputan6.com, Caracas - Venezuela dirundung krisis ekonomi berkepanjangan. Inflasi yang terus meninggi membuat harga berbagai kebutuhan pokok di negara ini terus melambung. Akhirnya, beberapa warga Venezuela terpaksa mengambil langkah yang mengejutkan.

Mereka terpaksa menyerahkan anaknya ke panti asuhan. Hal ini dilakukan karena beberapa dari warga Venezuela sudah tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan hidup sang anak, seperti memberi makan, menyuplai obat-obatan, memberi susu formula, dan membeli popok.

"Orang-orang sudah tidak lagi bisa menemukan makanan. Mereka tidak bisa memberi makan anak-anak," tutur Magdelis Salazar, seorang pekerja sosial di panti asuhan, seperti dilansir Washington Post, Rabu (14/2/2018).

Belum ada jumlah pasti berapa banyak orang tua yang terpaksa menyerahkan anak mereka ke panti asuhan. Namun, wawancara Washington Post dengan salah satu pengurus panti asuhan mengatakan, jumlah anak-anak Venezuela yang diserahkan sudah mencapai ratusan di seluruh penjuru negeri.

Panti Asuhan Fundana yang terletak di sebelah tenggara Caracas misalnya, telah menerima 144 permohonan dari orang tua yang ingin menyerahkan anaknya ke panti asuhan.

Jumlah ini meningkat dari tahun 2016. Sebagian besar permohonan ini karena orang tua yang sudah tidak mampu lagi menyokong kebutuhan hidup sang anak.

"Saya tidak tahu cara apa lagi yang harus saya lakukan," kata Angelica Perez, seorang ibu berusia 32 tahun yang juga menitipkan anaknya di Panti Asuhan Fundana.

 

Perez mengatakan, ia telah menyerahkan tiga anaknya yang berusia 3, 5, dan 14 tahun ke panti asuhan tersebut. Hal itu ia lakukan setelah ia kehilangan pekerjaan sebagai seorang penjahit beberapa bulan yang lalu.

Setelah menyerahkan anaknya, ia akan pergi ke negara tetangga Colombia untuk mencari pekerjaan. Perez berharap suatu hari nanti ia bisa kembali mengambil anaknya setelah perekonomian keluarga membaik.

"Anda tidak tahu rasanya bagaimaa melihat anak sendiri harus bertahan kelaparan. Saya merasa diri saya sudah gagal," tutur Perez.

"Saya sudah mencoba berbagai cara, tapi memang sudah tidak ada lagi pekerjaan yang tersedia. Anak-anak saya terus-menerus jatuh kurus," lanjut dia lagi.

Venezuela harus masuk dalam lubang resesi mendalam sejak tahun 2014. Hal ini diakibatkan dari penurunan harga minyak dunia dan kebijakan yang salah dari pemerintah.

Krisis di Venezuela terus memburuk pada tahun lalu. Sebuah studi oleh badan amal Katolik Caritas di daerah miskin Venezuela menemukan fakta bahwa persentase anak-anak di bawah lima tahun yang kekurangan gizi telah melonjak menjadi 71 persen pada Desember 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.