Sukses

Inggris Keluar dari Uni Eropa Bakal Guncang Bursa Saham

Berdasarkan studi yang dilakukan Axioma, bursa saham Inggris dapat turun 24 persen bila Inggris keluar dari Uni Eropa.

Liputan6.com, London - Investor mendapatkan peringatan. Bursa saham berpeluang jatuh jika Inggris memutuskan meninggalkan Uni Eropa dalam pelaksanaan referendum pada Juni 2016.

Berdasarkan studi yang dilakukan Axioma, bursa saham Inggris dapat merosot jika Inggris keluar dari Uni Eropa. Ini juga disebut Brexit.

"Bursa saham akan berfluktuaktif. Ini berdasarkan test portofolio di saham sekitar 60 persen dan obligasi 40 persen. Berdasarkan skenario tes, kami harap penurunan sekitar 24 persen di bursa saham Inggris sekitar lebih dari dua hingga tiga bulan," ujar Kepala Riset Axioma Bill Morokoff seperti dikutip dari laman CNN Money, Senin (13/6/2016).

Bursa saham tertekan itu dapat menurukan nilai investasi dana pensiun dan pengelola investasi lainnya. Morokoff menuturkan, bursa saham Eropa juga turun sekitar 20 persen. Hal itu juga berimbas ke bursa saham Amerika Serikat.

"Ada hubungan kuat dengan bursa saham AS. Kita akan lihat dampaknya juga di sana," tambah dia.

Inggris akan melaksanakan referendum pada 23 Juni untuk memutuskan apakah tetap menjadi anggota Uni Eropa atau tidak. Pemerintah Inggris terus mensosialisasikan untuk tetap menjadi anggota Uni Eropa. Jika Brexit terjadi maka akan memukul perdagangan dan investasi sehingga mendorong resesi, pengangguran dan mata uang pound tertekan.

Ada pun tes Axioma dilakukan berdasarkan respons pasar terhadap kejutan besar pada masa lalu termasuk krisis utang Eropa pada 2009 dan "Black Wednesday" pada 1992, ketika itu pound jatuh, dan menganggu sistem nilai tukar rupiah Eropa.

Mata uang Inggris pound sterling cenderung melemah terhadap mata uang utama sejak kabar referendum Inggris terhadap sikapnya untuk tetap jadi anggota Uni Eropa atau tidak. Pergerakan mata uang pound semakin volatile, terutama mendekati pemungutan suara.

Hal ini berbanding terbalik dengan bursa saham Inggris yang relatif tenang. Morokof menyatakan, pound yang jatuh dapat mendukung bursa saham apalagi sejak bursa saham lebih murah terutama bagi investor asing. (Ahm/ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.