Sukses

Data Tenaga Kerja AS di Bawah Perkiraan, Harga Emas Naik

Harga emas untuk pengiriman Juni ditutup naik 1,7 persen ke angka US$ 1.294 per troy ounce.

Liputan6.com, New York - Harga emas naik pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta) setelah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan pertumbuhan di bawah perkiraan. Dengan keluarnya data tersebut membuat rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) kemungkinan tertunda.

Mengutip Wall Street Journal, Sabtu (7/5/2016), harga emas untuk pengiriman Juni ditutup naik 1,7 persen ke angka US$ 1.294 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Pasar tenaga kerja AS pada April kemarin tumbuh lebih lambat jika dibandingkan dengan perkiraan para analis. Hal tersebut menandakan bahwa perusahaan masih sangat berhati-hati dalam melakukan ekspansi setelah terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2016 ini.

Angka Nonfarm payrolls berada di angka 160 ribu pada April kemarin, pertumbuhan terlemah jika dihitung sejak September 2015 kemarin.

Data yang lebih lemah dari perkiraan tersebut membuat pelaku pasar memperkirakan bahwa The Fed kemungkinan besar akan menunda rencana pengetatan kebijakan moneter dalam beberapa bulan ke depan.

The Fed kemungkinan besar akan menunggu data-data yang ada sesuai dengan perkiraan untuk menaikkan suku bunga. Bank Sentral AS akan menunggu tanda-tanda bahwa pemulihan ekonomi global sudah benar-benar terlihat.

Data tenaga kerja ini memberikan angin segar kepada emas. Harga emas naik karena komoditas ini tak perlu bersaing dengan instrumen keuangan.

Jika suku bunga AS naik maka bunga obligasi juga akan terdongkrak. Hal tersebut membuat emas harus bersaing dengan instrumen obligasi untuk menarik minat investasi.

"Terlihat bahwa kebijakan moneter dari The Fed kemungkinan besar akan dilakukan pada September atau Desember nanti," tutur Managing Director RBC Wealth Management George Gero. Saat ini banyak investor yang bertanya-tanya apakah mereka akan kembali mengoleksi emas.

Harga emas selama kuartal I 2016 kemarin naik 16,5 persen. Angka kenaikan tersebut terbesar dalam tiga dekade terakhir.

Kenaikan harga emas tersebut karena adanya penundaan rencana kenaikan suku bunga The Fed. Pada akhir tahun lalu harga emas sempat tertekan karena The Fed menaikkan suku bunga pada Desember. (Gdn/ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.