Rupiah Menguat Bersama Mata Uang Asia Lainnya

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah mampu menguat di awal pekan ini. Penguatan rupiah berbarengan dengan mata uang negara Asia lainnya.

Mengutip Bloomberg, Senin (11/4/2016), rupiah dibuka di angka 13.129 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan pada perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.143 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang ini, rupiah berada di kisaran 12.102 per dolar AS hingga 13.159 per dolar AS. Jika Dihitung sejak awal pekan, rupiah mampu menguat 4,75 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.134 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.169 per dolar AS.

Sebelumnya, mata uang Asia, termasuk rupiah, memang diperkirakan bakal tenggelam karena pelemahan ekonomi China. Namun perkiraan tersebut tak terbukti.

Kondisi China saat ini malah menjadi jangka bagi negara Asia lainnya untuk bisa tumbuh lebih baik. Dengan pertumbuhan ekonomi yang baik tersebut mendorong penguatan nilai tukar mata uang.

"Dengan pelemahan dolar AS akan mendorong mata uang di kawasan Asia untuk terus menguat," jelas analis ING, Tim Condon.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan, ruang penguatan rupiah masih cukup luas. Namun saat ini pelaku pasar masih fokus kepada reshuffle.

"Rupiah menguat pada perdagangan Jumat bersama beberapa kurs di Asia. Hari ini peluang rupiah yang menguat juga besar melihat harga minyak yang naik tajam serta dollar index yang semakin terpuruk." jelasnya.

Sentimen positif dari naiknya cadangan devisa juga berpeluang jaga sentimen penguatan rupiah karena itu juga berarti peluang pemangkasan BI rate lanjutan yang lebih besar. (Gdn/Zul)