Sukses

Neraca Perdagangan RI Defisit, IHSG Naik Tipis

Investor asing masih melakukan aksi jual sekitar Rp 10 miliar di sesi pertama perdagangan saham.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif selama sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan ini. Rilis data neraca perdagangan November 2015 yang alami defisit cukup mempengaruhi IHSG.

Pada penutupan sesi I pertama perdagangan saham, Selasa (15/12/2015), IHSG naik tipis 1,47 poin atau 0,03 persen ke level 4.375,66. Indeks saham LQ45 menguat 0,08 persen ke level 748,73. Sebagian besar indeks saham acuan menguat kecuali indeks saham Sri-Kehati melemah 0,16 persen ke level 251,87.

Ada sebanyak 122 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG dari zona merah. Akan tetapi, 106 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 70 saham lainnya diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 119.976 kali dengan volume perdagangan saham 2,07 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 1,98 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham perdagangan naik 1,17 persen, dan memimpin penguatan sektor saham. Lalu disusul sektor industri dasar naik 0,83 persen dan sektor saham aneka industri mendaki 0,34 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 10 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual dan beli sekitar Rp 1,2 triliun.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham MIKA naik 3,01 persen ke level Rp 2.225 per saham, saham PBRX menguat 2,08 persen ke level Rp 490 per saham, dan saham NIRO mendaki 3,03 persen ke level Rp 102 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham PWON melemah 3,66 persen ke level Rp 421 per saham, saham ADRO susut 3,35 persen ke level Rp 461 per saham, dan saham SMRA tergelincir 1,69 persen ke level Rp 1.450 per saham.

Nilai tukar rupiah berada di kisaran 14.063 per dolar AS. Sedangkan bursa saham Asia cenderung bervariasi di sesi pertama. Indeks saham Jepang Nikkei menurun 1,17 persen ke level 18.663, indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 0,45 persen ke level 21.406, dan indeks saham Singapura mendaki 0,37 persen ke level 2.825.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada yang mengalami defisit sebesar US$ 346,4 juta pada November 2015. Ini adalah defisit pertama di tahun ini setelah sebelumnya sepanjang Januari-Oktober, Indonesia tercatat surplus neraca perdagangan.

Kepala BPS, Suryamin mengungkapkan realisasi ekspor pada periode November sebesar US$ 11,16 miliar atau turun 7,91 persen dibanding Oktober tahun ini sebesar US$ 13,54 miliar. Sedangkan dibanding November 2014, pencapaian ekspor di bulan kesebelas turun 17,58 persen.

Sementara kinerja impor pada November ini sebesar US$ 11,51 miliar atau naik 3,61 persen dibanding bulan sebelumnya di 2015‎. Dibanding November tahun lalu sebesar US$ 14,04 miliar, pencapaian impor masih turun 18,03 persen.

Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan IHSG akan bergerak bervariasi dengan peluang menguat terbatas. Hal itu didukung dari rendahnya kekhawatiran harga komoditas anjlok setelah harga minyak menguat kemarin malam.

"IHSG akan bergerak di kisaran 4.340-4.410 pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Saham-saham berbasiskan komoditas berpeluang mengalami penguatan secara teknikal," jelas David. (Ahm/Igw)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini