Sukses

Gubernur Kalbar Minta Pangkalan Militer Seperti San Diego

Kalimantan Barat memiliki letak strategis membuat rawan konflik antar wilayah perbatasan.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Cornelis meminta pemerintah pusat memberikan perlindungan lebih untuk Kalimantan Barat mengingat jadi salah satu wilayah perbatasan Indonesia. Ia pun meminta pemerintah pusat membangun pangkalan militer di Paloh seperti pangkalan militer San Diego, Amerika Serikat (AS).

Cornelis menyampaikan hal itu saat menghadiri acara konsultasi masalah pembangunan di Kementerian Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas yang ditulis Selasa (12/5/2015). "Minimal bikin pangkalan militer seperti di San Diego," ujar dia.

Dia menerangkan, Kalimantan Barat berada di kawasan strategis ASEAN lantaran berdekatan dengan Malaysia dan Laut China Selatan. "Jadi yang kita hadapi dalam rangka menghadapi masyarakt ekonomi ASEAN (MEA). Dalam hal ini Kalimantan Barat  jauh tertinggal dengan saudara kita di sebelah," kata Cornelis.

Cornelis menambahkan, Kalimantan Barat memiliki letak strategis membuat rawan konflik antar wilayah perbatasan. Karena itu, pembangunan pangkalan militer sebagai pengamanan wilayah dalam jangka panjang.

"Paling tidak Bappenas punya keberanian pembangunan jembatan Selat Sunda, kalau bisa dananya dioper ke Kalimantan Barat. Pangkalan militer di Paloh harus dibangun. Karena 100 tahun ke depan kita tidak tahu," tandas dia.

Mengutip dari situs pemerintah provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Barat termasuk salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara bagian Serawak, Malaysia Timur. Bahkan dengan posisi ini, Kalimantan Barat kini merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi telah mempunyai akses jalan darat untuk masuk dan keluar dari Malaysia.

Hal ini dapat terjadi karena antara Kalimantan Barat dan Sarawak telah terbuka jalan darat antar negara Pontianak-Entikong-Kuching (Sarawak, Malaysia) sepanjang sekitar 400 KM dan dapat ditempuh sekitar enam jam sampai delapan jam perjalanan. (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.