Sukses

Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I Meleset dari Prediksi BI

Dampak larangan ekspor mineral mentah telah terasa dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia pada kuartal I 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan terus mengawasi perekonomian global termasuk risiko perlambatan ekonomi China. Hal itu mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh mengalami konstraksi menjadi 5,21% pada kuartal I 2014.

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengakui, pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung melambat. Ekonomi Indonesia  berada di kisaran 5,21% pada kuartal I 2014 ternyata lebih rendah dari perkiraan awal Bank Indonesia (BI). Ada sejumlah sentimen yang mempengaruhi penurunan ekspor tersebut.

"Lebih rendah dari perkiraan awal BI. Ekspor tambang batu bara dan konsentral mineral turun karena penurunan permintaan China. Hal itu karena larangan ekspor," kata Agus, Kamis (8/5/2014).

Akan tetapi, konsumsi rumah tangga dan investasi cukup baik sehingga menopang pertumbuhan ekonomi kuartal I 2014.

"Konsumsi kuat dari dampak pemilu. Investasi non bangunan juga meningkat, tetapi bangunan melambat," ujar Agus.

Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak merata. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kawasan timur cenderung turun. Hal itu mengingat ekonominya ditopang oleh sektor pertambangan.

"Kuartal pertama 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia timur turun tajam dari 6,6% pada kuartal IV 2013 menjadi 4,6% pada kuartal I 2014 sejalan dengan impelementais ekspor mineral mentah. Mulai dari Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara," kata Agus.

Lalu pertumbuhan ekonomi Jawa menjadi 5,8%, Jakarta 5,6% menjadi 6%. Hal itu ditopang dari sektor pengangkutannya. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.