Sukses

Rupiah Melemah Bebani Anggaran dan Utang

Depreriasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan melambungkan anggaran subsidi dan pembayaran utang.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menyatakan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan melambungkan anggaran subsidi dan pembayaran utang. Kondisi ini semakin membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati mengatakan, kurs rupiah saat ini berada di kisaran Rp 11.792 per dolar AS atau melemah dari asumsi APBN 2014 sebesar Rp 10.500 per dolar AS. Sehingga, kata Anny, asumsi menjadi tidak relevan lagi.

"Depresiasi rupiah pasti berdampak terhadap subsidi energi, termasuk bahan bakar minyak (BBM) dan pembayaran utang. Kecenderungannya memang naik gara-gara rupiah anjlok," jelas dia dalam acara Kick Off Meeting dan Penyerahan Anugerah Teppa 2013 di Jakarta, Senin (24/2/2014).

Ditemui terpisah, Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengatakan, pelemahan rupiah sangat berimbas kepada pembayaran utang Indonesia. Pasalnya ada utang pemerintah dalam bentuk dolar AS.

"Utang kita dalam bentuk rupiah porsinya 52,6% dari total utang. Sebanyak 30,1% dalam denominasi dolar AS, Yen Jepang sebesar 11,6%, dan utang dengan mata uang Euro 2,9%. Ini posisi utang per Januari 2014," ujar Anny.

Sekadar informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri Indonesia sebesar US$ 264,1 miliar. Angka ini meningkat 3,7% dibandingkan utang per November 2013 sebesar US$ 260,3 miliar. (Fik/Ahm)

 

*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.