Sukses

Indonesia Akui Kehebatan Kazakhstan di Balap Sepeda Jalan Raya Asian Games

Indonesia hanya merebut posisi kesembilan dan sepuluh pada balap sepeda jalan raya Asian Games 2018 di Subang.

Liputan6.com, Subang - Indonesia gagal merebut medali pada balap sepeda road race putra 150 km Asian Games yang berlangsung di Subang, Kamis (23/8/2018). Dua pembalap Indonesia, Aiman Cahyadi dan Robbie Manulang hanya mampu finis di posisi kesembilan dan 10.

Tim sepeda Kazakhstan merebut emas lewat Alexey Lutsenenko pada nomor balapan road race Asian Games 2018 ini.

Sedangkan medali perak diraih oleh pebalap Jepang Fumiyuki Beppu yang finis kedua dalam grup yang sama dengan Lutsenko dan empat pebalap lainnya yang sprint menuju finis yang berada di Jalan Cagak, Subang.

Medali perunggu, sementara itu, diraih oleh pebalap Thailand Navuti Liphongyu.

Pelatih kepala timnas sepeda Indonesia, Dadang Haris Purnomo mengatakan para pembalap yang diturunkan; Aiman Cahyadi, Jamal Hibatullah, Dadi Suryadi dan Robin Manulang sudah menjalankan strategi dengan bagus.

Di kilometer 6 sebelum finis, Robin sempat melakukan "attack" keluar dari peleton utama.

"Saya pikir usaha yang cukup bagus untuk anak-anak berfikir bahwa dia ada waktu hanya di situ untuk menyerang, tapi harapan saya sebenarnya bukan untuk menyerang tapi bertahan," kata Dadang seperti dikutip antara.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Target Saat Menyerang

Dengan Robin menyerang, harapannya lawan akan mengejar Robin dan Aiman tetap bertahan untuk mengikuti pebalap Kazahkstan yang menjadi prioritas utama.

Aiman pun mencoba kembali untuk memisahkan diri dari peleton utama di kilometer 5 sebelum finis dengan harapan grup akan terpecah.

Tapi kenyataannya lain, pebalap Kazakhstan bukan justru menunggu tetapi membalas "attack" dan diikuti pebalap-pebalap lainnya seperti Thailand dan Jepang yang memang melakukan strategi bertahan.

"Di situ lah keuntungan mereka," kata Dadang.

Jamal Hibatullah pun mengakui keunggulan Kazahkstan yang diperkuat oleh pebalap profesional seperti Zhandos Bizhigitov, Yevgeniy Gidich, Alexey Lutsenko, dan Daniil Fominykh, yang bermain di tim Astana Pro. "Sebenarnya kita sudah sesuai strategi, tapi ya kekuatan kita masih jauh di bawah Kazahkstan," kata Jamal.

3 dari 3 halaman

Komentar Juara

Alexey Lutsenko, setelah dikalungi medali emas, mengungkapkan bahwa dari awal strategi mereka adalah berusaha mengendalikan balapan.

"Di lima km terakhir sangat berat. Saya berusaha bertahan lebih lama bersama pebalap dari Jepang dan Thailand," kata Lutsenko.

"Saya kira saya beruntung, juga lebih kuat," kata Lutsenko, pebalap profesional tim Astana itu.

Sementara itu pebalap Jepang Fumiyuki Beppu yang bertahan bersama grup lima pebalap, satu dari Kazakhstan, dua Jepang dan dua Thailand, di depan, melakukan perlawanan yang ketat bersama satu-satunya rekan senegaranya, Hideto Nakane, menjelang finis.

"Saya mulai sprint di 200 meter menjelang finis. Di 10 meter terakhir saya menang, tapi dia (Lutsenko) mampu melewati saya. Saya cukup kecewa," kata Beppu, yang juga membalap untuk tim Trek-Segafredo itu.

"Tapi memang Kazahkstan adalah tim yang terkuat di balapan hari ini," kata Beppu, yang harus puas dengan medali perak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.