Masjid An-Nuur Memprihatinkan

Banyak bagian masjid yang dibangun masyarakat muslim Tionghoa di kawasan Pecinan Kecil, Kampung Menyanan, Semarang, Jateng, pada 1810, ini rusak karena tidak terawat. Dikisahkan, Pangeran Diponegoro pernah salat di sana.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Nov 2004, 15:22 WIB
Liputan6.com, Semarang Kondisi Masjid An-Nuur yang dibangun masyarakat muslim Tionghoa di Semarang, Jawa Tengah, pada 1810, kini memprihatinkan. Banyak bagian masjid yang rusak karena tidak terawat.

Masjid An-Nuur terletak di sebuah gang sempit padat penduduk di kawasan Pecinan Kecil, Kampung Menyanan, Semarang. Karena itulah, tempat ibadah umat Islam ini disebut orang sebagai Masjid Menyanan.

Menurut cerita, masjid ini pernah disinggahi Pangeran Diponegoro pada 1830. Waktu itu, Diponegoro yang menjadi tawanan Kolonial Belanda diberi kesempatan salat di masjid tersebut.

Menurut Syafii, seorang pengurus masjid, semula Masjid Menyanan adalah milik pribadi seorang warga keturunan Cina. Namun, setelah Indonesia merdeka, masjid dijual kepada masyarakat sekitar. Hingga kini, empat tiang asli yang bertuliskan nama-nama sahabat Nabi Muhammad SAW masih berdiri kokoh sama seperti ketika dibangun.(AWD/Teguh Hadi Prayitno dan dan Kukuh Ary Wibowo)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya