Survei ‪Capres: Pilihan Jurnalis Jokowi dan Wiranto

Jejak pendapat Sigma Indonesia tempatkan Jokowi di urutan teratas sebagai capres dari non jabatan porpol, dan Wiranto capres dari parpol.

oleh Edward Panggabean diperbarui 25 Jan 2014, 00:10 WIB
Jejak pendapat oleh Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) menempatkan Gubernur Joko Widodo di urutan teratas sebagai capres dari kalangan non jabatan di parpol, disusul Jusuf Kalla, Mahfud MD, Anies Baswedan, Dahlan Iskan dan Tri Rismaharini.

Sedangkan Capres yang mempunyai jabatan sebagai Ketua Umum Parpol, kata Direktur Eksekutif Sigma Indonesia Said Salahudin menempatkan nama Wiranto sebagai satu-satunya ketua umum (ketum) dari parpol yang diinginkan menjadi presiden.

"Dalam jajak pendapat ini Wiranto menjadi tokoh yang cukup diinginkan oleh jurnalis untuk menjadi presiden. Bahkan, Wiranto menjadi Ketua umum parpol yang lebih diinginkan menjadi presiden daripada 11 ketum parpol lainnya," kata Said dalam keterangan pers melalui surat elektronik, Jakarta, Jumat (24/1/2014).

Menurut Said, Wiranto lebih diinginkan daripada Megawati dan Hatta Rajasa yang masuk pada kategori tokoh yang kurang diinginkan menjadi Presiden. "Termasuk juga Wiranto lebih diinginkan menjadi presiden daripada ARB yang hanya diinginkan oleh Jurnalis untuk menjadi wapres saja," tukasnya.

"Jurnalis dipilih sebagai informan karena dianggap lebih mengenal sosok tokoh dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya," ungkap dia. 

Said menjelaskan, profesi sebagai pekerja media memungkinkan para jurnalis untuk lebih sering berinteraksi secara langsung dengan para tokoh, baik melalui kegiatan peliputan, wawancara, dan aktivitas jurnalistik lainnya. "Dengan begitu, jurnalis dianggap telah mengetahui kualitas tokoh ditinjau dari sejumlah sudut pandang," jelasnya.

Sementara untuk wapres yang diinginkan oleh jurnalis terdapat nama Jusuf Kalla, Mahfud MD, Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Abraham Samad, Prabowo Subianto, Tri Rismaharini,  Dahlan Iskan, Hatta Rajasa, Hary Tanoesoedibjo, Ridwan Kamil, dan Gita Wirjawan.

"Pendapat jurnalis dalam jajak pendapat ini, merupakan opini pribadi yang tidak mewakili media tempatnya bekerja. Hasil jajak pendapat ini juga tidak bisa digeneralisasi menjadi pendapat dari seluruh pekerja media, serta tidak mewakili opini profesi jurnalis," ujar Said.

Said menegaskan, hasil jajak pendapat ini dapat dipertanggungjawabkan karena disampaikan secara jujur apa adanya, sesuai dengan jawaban yang diberikan responden. "Lebih dari itu, jajak pendapat ini tidak dibiayai pihak manapun. Pembiayaan jajak pendapat ini sepenuhnya dibiayai secara swadaya oleh Sigma, sebagai lembaga masyarakat sipil yang mandiri dan independen," tegas Said.

Said menambahkan, kegiatan jejak pendapat ini bukanlah kegiatan pertama yang diselenggarakan Sigma. Menjelang pelaksanaan pemilu 2009, Sigma juga pernah menyelenggarakan sejumlah jajak pendapat yang terkait dengan isu pemilu.

Jajak pendapat ini dilakukan sejak 12 sampai 16 Januari 2014, terhadap 112 responden yang berprofesi sebagai jurnalis dari 63 media cetak, elektronik, dan media online. Jejak pendapat ini dilakukan dengan model terbuka, dimana setiap responden diberikan keleluasaan dan dapat secara bebas menyebutkan siapapun nama tokoh yang diinginkan untuk menjadi presiden atau wakilnya. (Edo)

Baca juga:
 
Jadi Capres Survei Golkar Jokowi Elite Partainya Mana
Wiranto Strategi Hanura Tak Bisa Ditiru Partai Lain
Duet Wiranto Hary Tanoe Ditolak Hanura Keputusan Sudah Final

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya