Banjir masih merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Lebak, Banten, sehingga sebagian warga masih mengungsi. Kini mereka menderita gatal-gatal dan kekurangan makanan selama di pengusngsian.
Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (26/12/2013), menayangkan, banjir itu masih merendam ratusan rumah di 2 kecamatan di Lebak, yakni Wanasalan dan Malingping setelah diguyur hujan deras selama beberapa hari.
Banjir akibat meluapnya Sungai Cibinuangeun dan Cibaliung tidak hanya merendam rumah warga, tapi juga sejumlah masjid, gedung sekolah, hingga jembatan gantung. Sejumlah warga masih bertahan di pengungsian, karena rumah mereka masih tergenang.
Bahkan beberapa warga terpaksa membatalkan rencana untuk pulang ke rumah, karena air masih menggenangi kawasan perkampungan.
Namun, di pengusian warga juga tidak nyaman. Selain kekurangan makanan dan obat-obatan, mereka juga kesulitan air bersih.
Tidak heran bila mereka mengalami gatal-gatal, karena setiap hari memanfaatkan air sungai yang juga tidak bersih. Kedatangan petugas kesehatan ke posko pengungsian dimanfaatkan warga untuk berobat.
Namun tidak semua pengungsi banjir mendapat pelayanan karena lokasi pengungsian terisolasi akibat banjir.
Selain itu, banjir juga merusak jembatan gantung Wanasalan yang sebelumnya berjasa menjadi penghubung warga antar-desa. Jembatan itu nyaris ambruk, sebab beragam matrial sampah dari bagian hulu sungai tertahan di sisi jembatan, sehingga lambat laun akan mendobrak pondasi jembatan jika air terus meluap.
Warga berharap pemerintah segera membenahi jembatan gantung sehingga warga tidak terisolasi bila ambruk digerus air sungai. (Mut)
Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (26/12/2013), menayangkan, banjir itu masih merendam ratusan rumah di 2 kecamatan di Lebak, yakni Wanasalan dan Malingping setelah diguyur hujan deras selama beberapa hari.
Banjir akibat meluapnya Sungai Cibinuangeun dan Cibaliung tidak hanya merendam rumah warga, tapi juga sejumlah masjid, gedung sekolah, hingga jembatan gantung. Sejumlah warga masih bertahan di pengungsian, karena rumah mereka masih tergenang.
Bahkan beberapa warga terpaksa membatalkan rencana untuk pulang ke rumah, karena air masih menggenangi kawasan perkampungan.
Namun, di pengusian warga juga tidak nyaman. Selain kekurangan makanan dan obat-obatan, mereka juga kesulitan air bersih.
Tidak heran bila mereka mengalami gatal-gatal, karena setiap hari memanfaatkan air sungai yang juga tidak bersih. Kedatangan petugas kesehatan ke posko pengungsian dimanfaatkan warga untuk berobat.
Namun tidak semua pengungsi banjir mendapat pelayanan karena lokasi pengungsian terisolasi akibat banjir.
Selain itu, banjir juga merusak jembatan gantung Wanasalan yang sebelumnya berjasa menjadi penghubung warga antar-desa. Jembatan itu nyaris ambruk, sebab beragam matrial sampah dari bagian hulu sungai tertahan di sisi jembatan, sehingga lambat laun akan mendobrak pondasi jembatan jika air terus meluap.
Warga berharap pemerintah segera membenahi jembatan gantung sehingga warga tidak terisolasi bila ambruk digerus air sungai. (Mut)
