Madam Mao, Mantan Aktris Menjadi Penebar Teror di China

"Saya ini anjing Ketua Mao. Siapapun yang menurut Ketua Mao harus saya gigit, saya gigit," ujar Madam Mao.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Okt 2013, 23:39 WIB
Suatu hari pada 1937 di Yenan, China. Mao Zedong menonton opera Peking. Aktris Jiang Qing bermain di opera tersebut.

Seusai pertunjukan, pemimpin Partai Komunis China itu menuju belakang panggung dan meletakkan mantel di bahu Jiang Qing. Keesokan harinya, Jiang Qing datang ke tempat tinggal Mao untuk mengembalikan mantel tersebut. Jiang Qing tak pulang malam itu, menginap di sana.

Sejak itu, Mao dan Jiang Qing kerap muncul bersama di hadapan publik. Omongan tak sedap meruap karena Jiang Qing sebelumnya pernah menikah atau hidup bersama dengan empat pria. Gaya hidupnya menjadi santapan empuk tabloid-tabloid gosip.

Teman-teman separtai juga tak setuju. Tapi, Mao bersikeras. Habis membaca surat dari salah seorang petinggi partai soal Jiang Qing, Mao menyobeknya dan berkata, "Aku akan menikah besok pagi. Urus saja diri kalian masing-masing."

Jiang Qing menjadi istri ke-4 Mao. Saat menikah dengan Mao, kelahiran 1914 itu adalah perempuan cantik dengan tubuh nan ramping. Namun, di masa Revolusi Kebudayaan (1966-1975), Jiang Qing menjelma Madam Mao yang masyhur karena kekejamannya.

Pada Mei 1966, Mao menunjuk Madam Mao sebagai pemimpin Kelompok Kecil Revolusi Kebudayaan. Tugasnya, membersihkan China dari unsur-unsur "borjuis" dalam segala aspek kehidupan. Langkah pertama adalah mengangkat sosok Mao setinggi langit. Koran resmi Partai Komunis China, Harian Rakyat, memuat foto Mao dan kutipan kata-katanya setiap hari.

Lalu, Buku Merah Kecil, yang berisi kata-kata Mao, dicetak jutaan eksemplar. Dibagikan dan rakyat diminta membaca dan menghafalnya. Diperlakukan seperti kitab suci.

Sebulan kemudian, pembersihan dimulai, terutama menyasar kalangan intelektual dan akademisi. Mereka dianggap paling bertanggung jawab atas tersebarnya borjuisme. Dokter dimutasi menjadi petugas kebersihan, penulis dimasukkan kamp kerja paksa, dosen dikirim ke pedalaman untuk menghayati kehidupan kaum jelata.

Foto dok. Liputan6.com

Madam Mao, Mao Zedong, dan anak mereka, Li Na

Madam Mao sendiri terang-terangan mengaku menjadi pion Mao. Kata-katanya yang terkenal adalah "Saya ini anjing Ketua Mao. Siapapun yang menurut Ketua Mao harus saya gigit, saya gigit."

Menurut Jung Chang dan Joan Holliday dalam Mao: The Unknown Story, Madam Mao hanya pelaksana. Tapi, beberapa kali, ia juga menjalankan agenda pribadi.

Misalnya, ia memenjarakan Wang Ying. Picunya, aktris itu puluhan tahun sebelunya memenangkan sebuah peran di panggung teater yang diincar Madam Mao. Wang Ying terus berkibar bahkan sempat tampil di Gedung Putih. Wang Ying meninggal di penjara.

Contoh lain, pada 1958, ia bertengkar dengan Mao. Ia galau, pikirannya kacau. Lalu, Madam Mao menulis surat ke seorang sutradara. Isi surat itu adalah meminta alamat mantan suaminya, Tang Na, yang tinggal di Paris.

Lantas, 8 tahun kemudian, Madam Mao memerintahkan penangkapan sutradara tersebut. Rumahnya diobrak-abrik, untuk mencari surat itu. Rupanya, Madam Mao malu campur takut. Sang sutradara tewas disiksa. Sia-sia pria itu menjelaskan bahwa surat tersebut telah dihancurkan.

Foto dok. Liputan6.com

Jiang Qing di saat muda sebagai aktris opera

Madam Mao juga terjangkit paranoia parah. Ia takut mendengar bunyi atau suara asing. "Kalau mendengar suara asing, ia akan berkeringat dan marah-marah...Tolong bersikap amat hati-hati," kata seorang sekretaris Madam Mao kepada yuniornya.

Hidup berdekatan dengan Madam Mao seperti mimpi buruk. Demikian kesaksian sejumlah orang yang pernah dekat dengan Madam Mao dan diwawancarai Jung Chang dan Joan Holliday.

Kepala pengawal Perdana Menteri Chou En-lai, Cheng Yuang-Gong, mengalami nasib sangat buruk. Suatu hari, ia mempersilakan Madam Mao untuk menikmati hidangan yang diminta staf Madam Mao sebelumnya. Jadi, Madam Mao tak langsung bertemu Chou. Tiba-tiba, Madam Mao berteriak, "Cheng Yuan-Gong mencegahku menemui Perdana Menteri. Apa yang terjadi? Rapat macam apa yang kau adakan?"

Cheng akhirnya dikirim ke kamp kerja paksa meski Chou tak menghendakinya. Madam Mao tak bisa dibantah.

Manusia itu fana, kekuasaan juga sementara. Pada 1976, Mao meninggal dunia. Rezim berganti dan Madam Mao dipenjara. Tiga tahun kemudian, ia divonis hukuman mati atas kejahatan-kejahatan pada masa Revolusi Kebudayaan.

Eksekusi tak kunjung dilakukan. Pada 5 Juni 1991, Madam Mao dinyatakan meninggal dunia akibat bunuh diri. Pemerintah China tak menjelaskan kapan dan bagaimana persisnya itu terjadi. (Yus)

Foto dok. Liputan6.com

Madam Mao bersama Presiden AS Richard Nixon

Baca juga: Imelda Marcos, Kejar Selingkuhan Suami dan Cari Diskon Benda Seni

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya