Tekanan Terhadap Harga Emas Masih Belum Lenyap

Harga emas berbalik naik (rebound) seiring dengan melemahnya dolar AS. Namun, tekanan terhadap harga emas masih belum hilang.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 27 Jun 2013, 13:09 WIB
Harga emas berbalik naik (rebound) karena adanya pelemahan dolar Amerika Serikat akibat data produk domestik bruto (GDP) final AS sebesar 1,8%, lebih rendah dari ekspektasi pasar 2,4%.

Head Research and Analyst Monex PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai kenaikan harga emas tersebut masih belum bisa menghilangkan tekanan turun terhadap emas.

"Karena emas masih berada 50% fibonacci retracement dari US$ 1,221- US$ 1.290, level US$ 1.256 per ounce," kata dia dalam ulasannya, Kamis (27/6/2013).

Harga emas kini berada di kisaran US$ 1.237 per ounce, setelah sempat menguat ke level US$ 1.244,68 per ounce. Support terbentuk di kisaran US$ 1.232-US$ 1.235 per ounce.

Bila level ini bertahan, lanjut Ariston, ada kemungkinan rebound bisa berlanjut ke area US$ 1.248 per ounce, resisten selanjutnya di US$ 1.256 per ounce. Sementara bila level US$ 1.232 per ounce tembus ke bawah.

"Pelemahan bisa kembali menguji level terendah US$ 1.221, support selanjutnya di US$ 1.200 per ounce," tuturnya.

Malam ini, data klaim tunjangan pengangguran AS dan data pending home sales AS bisa menjadi market mover harga emas. Lemahnya data AS dibandingkan ekspektasi pasar, bisa mendorong penguatan harga emas dan sebaliknya. (Ndw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya