Harga Bawang Thailand Diuntungkan Pembebasan Impor Sayur RI

Kantor Perekonomian Pertanian Thailand menyebutkan harga bawang merah di negaranya terdorong naik rata-rata menjadi 22 baht sekitar Rp 7.300 per kilogram (kg) pada April, atau naik 40,4% dari Maret di tahun ini.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Mei 2013, 10:58 WIB
Kantor Perekonomian Pertanian Thailand menyebutkan harga bawang merah di negaranya terdorong naik rata-rata  menjadi 22 baht sekitar Rp 7.300 per kilogram (kg) pada April, atau naik 40,4% dari Maret di tahun ini.

Kenaikan harga tersebut meningkat setelah kebijakan Indonesia yang membebaskan aturan impor produk sayur dan buah atau hortikultura.

Pada April, Thailand mengekspor sekitar 100 kontainer bawang merah ke Indonesia. "Selain bawang merah segar, harga bawang merah kering juga naik mencapai 28 baht per kilogram," menurut keterangan dinas mengutip laman Bernama, Kamis (2/5/2013).

Namun, kantor ini juga memperingatkan risiko di pasar ekspor bawang merah Thailand, yaitu perusahaan yang mencoba untuk meningkatkan margin keuntungan mereka dengan menggantikan bawang kualitas lebih rendah dari Vietnam  untuk diekspor masuk ke Indonesia.

"Kualitas ketidakpuasan bisa melukai eksportir Thailand di masa depan," ungkapnya.

Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali mengubah kebijakan soal pengetatan impor sayur dan buah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 16 Tahun 2013 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura tersebut menetapkan sebanyak 18 komoditas terbebas dari pengetatan impor.

Awalnya pemerintah menetapkan ada 57 produk sayur dan buah yang masuk dalam ketentuan pengetatan impor melalui Nomor 30 Tahun 2012, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Nomor 60 Tahun 2012 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura.

Dengan pengurangan sekitar 18 produk maka tersisa 39 komoditas yang masuk daftar pengetatan aturan impor yang ditandatangani Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan pada 22 April 2013 lalu. (Nur)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya