Hujan Lebat Picu Banjir Bandang di Afghanistan utara

Jumlah korban jiwa akibat banjir bandang mematikan yang melanda Afghanistan utara pada hari Jumat meningkat menjadi 62 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, kata seorang pejabat, di negara yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.

oleh Arny Christika Putri diperbarui 11 Mei 2024, 14:05 WIB
Afghanistan Dilanda Banjir Bandang
Jumlah korban jiwa akibat banjir bandang mematikan yang melanda Afghanistan utara pada hari Jumat meningkat menjadi 62 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, kata seorang pejabat, di negara yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.
Sebuah rumah rusak terlihat setelah banjir besar di provinsi Baghlan di Afghanistan utara, Sabtu (11/5/2024). (AP Photo/Mehrab Ibrahimi)
Jumlah korban jiwa akibat banjir bandang mematikan yang melanda Afghanistan utara pada hari Jumat meningkat menjadi 62 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak. (AP Photo/Mehrab Ibrahimi)
Seorang pejabat penanggulangan bencana di provinsi utara Baghlan mengatakan hujan musiman yang lebat memicu banjir, dan penduduk tidak siap menghadapi air yang tiba-tiba datang. (AP Photo/Mehrab Ibrahimi)
Banjir juga menyebabkan kerugian pada rumah-rumah dan harta benda di beberapa distrik, menurut Edayatullah Hamdard, direktur provinsi Manajemen Bencana Alam di Baghlan. (AP Photo/Mehrab Ibrahimi)
Ia mengatakan bahwa jumlah korban tewas masih bersifat sementara dan “mungkin akan bertambah karena masih banyak orang yang hilang.” (AP Photo/Mehrab Ibrahimi)
Petugas darurat “mencari kemungkinan adanya korban di bawah lumpur dan reruntuhan, dengan bantuan pasukan keamanan dari tentara dan polisi.” (AP Photo/Mehrab Ibrahimi)
Tim penyelamat yang membawa makanan dan bantuan lainnya telah dikirim ke daerah-daerah yang terkena dampak. (AP Photo/Mehrab Ibrahimi)
Rekaman video yang terlihat di media sosial menunjukkan arus besar air berlumpur membanjiri jalan-jalan. (Atif Aryan / AFP)
Afghanistan - yang mengalami musim dingin yang relatif kering, sehingga lebih sulit bagi tanah untuk menyerap air hujan - sangat rentan terhadap perubahan iklim. (AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya