Menanti Penurunan Suku Bunga The Fed

Amerika Serikat (AS) telah merilis data inflasi PCE yang naik 0,4 persen sehingga mendorong harapan penurunan suku bunga the Fed.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Mar 2024, 12:18 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,23 persen ke posisi 7.311 pada periode 26 Februari-1 Maret 2024. (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,23 persen ke posisi 7.311 pada periode 26 Februari-1 Maret 2024. Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing sekitar USD 235 juta atau sekitar Rp 3,68 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.701).

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk ditulis Minggu (3/3/2024), IHSG melesat didorong sektor saham infrastruktur dan industri dengan kenaikan masing-masing 2,32 persen dan 1,12 persen.

Pada pekan ini, sejumlah rilis data ekonomi global antara lain indeks personal consumption expenditure (PCE) atau indeks pengeluaran pribadi Amerika Serikat naik 0,4 persen dari periode Januari 2024. Selain itu, Kanada catat pertumbuhan ekonomi 0,2 persen pada kuartal IV 2024, alami pemulihan dari sebelumnya kontraksi 0,1 persen yang didorong kenaikan ekspor.

Sementara itu, Jerman mencatat inflasi turun menjadi 2,5 persen pada Februari 2024 dari sebelumnya 2,9 persen. Inflasi Jerman lebih rendah dari perkiraan 2,6 persen. Adapun inflasi tersebut terendah sejak Juni 2021, dan mendekati target bank sentral Eropa 2 persen. Rendahnya inflasi Jerman dipicu inflasi makanan yang melambat dan harga energi yang menurut.

Di sisi lain, China juga menunjukkan data sektor manufaktur yang alami kontraksi. Tercatat NBS manufacturing PMI melemah menjadi 49,1 persen pada Februari 2024 dari sebelumnya 49,2 sejalan dengan harapan pasar. China alami kontraksi aktivitas pabrik ke lima kalinya seiring dampak aktivitas pabrik yang libur karena libur Tahun Baru Imlek.

Selain itu, India mencatat pertumbuhan ekonomi 8,4 persen pada kuartal IV 2024. Pertumbuhan ekonomi itu terkuat sejak kuartal II 2022.

Adapun Indonesia alami kenaikan inflasi menjadi 2,75 persen pada Februari 2024 dari sebelumnya 2,57 persen. Inflasi itu tertinggi sejak November. Inflasi yang menguat seiring kenaikan harga makanan terutama dalam tiga bulan. Namun, inflasi masih dalam target Bank Indonesia di kisaran 1,5 persen-3,5 persen pada 2024.

 

2 dari 4 halaman

Harapan Penurunan Suku Bunga The Fed

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)

Pada pekan ini, bursa saham Amerika Serikat reli seiring data PCE inti yang merupakan indikator inflasi yang jadi pilihan bank sentral AS atau the Federal Reserve mencapai 0,4 persen. Hal ini memperkuat harapan pasar terhadap penurunan suku bunga karena PCE inti tahunan terus alami tren penurunan sejak September 2022 dan CPE inti bulanan tetap stabil sejak 2021.

“Dengan dirilisnya data inflasi dan tenaga kerja beserta pernyataan dari pejabat the Fed, jumlah penurunan suku bunga yang diharapkan pasar akhirnya selaras dengan dot plot terbaru oleh The Fed yang prediksi penurunan suku bunga 75 basis poin pada akhir 2024,” tulis Ashmore.

Ashmore pun tetap merekomendasikan untuk diversifikasi investasi di saham dan pendapatan tetap untuk mengantisipasi kebijakan suku bunga seiring investor global mencari aset negara berkembang. “Kami merekomendasikan ASDN dan ADEN untuk saham, sedangkan reksa dana pendapatan tetap, kami merekomendasikan ADON dan ADUN dalam portofolio,” tulis Ashmore.

3 dari 4 halaman

Kinerja IHSG Sepekan

Sentimen global kembali memburuk setelah pelaku pasar di Amerika Serikat (AS) khawatir dengan beberapa masalah yang menghantui negaranya. Adapun masalah tersebut yakni krisis perbankan, plafon utang, dan sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 Sebelumnya diberitakan, data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 26 Februari-1 Maret 2024 ditutup lesu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis sebesar 0,23 persen ke posisi level 7.311. IHSG pada pekan lalu di posisi 7.295,095.

Kemudian, frekuensi transaksi harian selama sepekan turun 2,01 persen menjadi 1.269 juta kali transaksi dari 1.295 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian selama sepekan mengalami perubahan 13,08 persen menjadi 15,41 miliar lembar saham dari 17,72 miliar lembar saham dari penutupan pekan lalu.

Mengutip data Bursa,Sabtu (2/3/2024), rata-rata nilai transaksi harian BEI turun sebesar 26,56 persen menjadi Rp 10,15 triliun dari Rp 13,82 triliun pada pekan sebelumnya. Kapitalisasi pasar sepekan ini turun sebesar 0,27 persen menjadi sebesar Rp 11.572 triliun dari Rp 11.603 triliun pada pekan sebelumnya.

Sementara pergerakan investor asing pada Jumat, 1 Maret 2024 mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 388,4 miliar. Selama sepekan, investor asing menjual saham Rp 3,02 triliun. Sepanjang 2024, investor asing telah mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 18,05 triliun.

 

4 dari 4 halaman

Prediksi IHSG Pekan Depan

Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, pekan ini IHSG menguat 0,23 persendipengaruhi oleh berbagai sentimen. Sentimen itu antara lain beberapa rilis data ekonomi berbagai negara yakni pertumbuhan ekonomi, indeks PCE dan data manufaktur Amerika Serikat.

"Di sisi lain juga terdapat data manufaktur China dan inflasi Jepang. Dari Indonesia, terdapat rilis data inflasi Februari yang bergerak menguat ke 2,75 persen YoY,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu, 2 Maret 2024.

Pada pekan depan, Herditya menuturkan, IHSG bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah. IHSG akan bergerak di level support 7.252 dan level resistance 7.370. "Untuk pekan depan, kami perkirakan terdapat berbagai sentimen di antaranya data pekerjaan AS, neraca perdagangan dan inflasi China,” tutur dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya