Kanker Sarkoma, Gejala dan Penanganan Penyakit yang Diidap Alice Norin

Alice Norin terkena kanker sarkoma di area rahim. Nyatanya, kanker tersebut bisa tumbuh di bagian mana saja.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 18 Feb 2024, 07:00 WIB
Alice Norin mengungkapkan rasa sakit di area perut bagian bawah. Setelah dilakukan pengecekan ternyata dia mengalami kanker sarkoma di area rahim. (Sumber: Instagram/alicenorin)

Liputan6.com, Jakarta Pesinetron Alice Norin mengungkapkan dirinya terkena kanker sarkoma di area rahim.

"Aku divonis kanker serkoma yaitu kanker langka yang berkembang di otot rahim," kata Alice yang diunggah di video TikTok pada Jumat, 16 Februari 2024.

Alice menceritakan bahwa awalnya ia pernah merasakan sakit di area perut sejak Agustus 2023. Setelah ke dokter ternyata itu miom. Lalu, pada 12 Desember 2023 rasa sakit di area tersebut terasa teramat sangat.

"Sakitnya benar-benar enggak ketahan dan aku mutusin cek di hari itu juga," katanya.

Kanker sarkoma seperti yang dialami Alice Norin tak begitu banyak diketahui masyarakat. Lalu apa itu kanker sarkoma?

Tentang Kanker Sarkoma

Kanker sarkoma seperti yang dialami pesinetron Alice Norin adalah kanker pada kelenjar jaringan lunak atau jaringan ikat.

Dokter spesialis obstetri dan onkologi konsultan onkologi RS Kanker Dharmais, Veinardi Madjid, mengumpamakan jaringan lunak atau jaringan ikat ini sebagai lem yang menyatukan organ-organ tubuh.

Dia menjelaskan, dalam tubuh manusia ada bermacam sel. Gabungan sel membentuk jaringan dan jaringan-jaringan membentuk organ. Seperti organ serviks, organ rahim, liver dan lainnya.

“Untuk membentuk suatu jaringan atau organ dibutuhkan ‘lem’ untuk merekatkan sel-sel itu. Nah, ‘lem’ itu lah yang kita sebut dengan jaringan ikat. Pada sarkoma, jaringan ikat itulah yang bermasalah. Si ‘lem’ itulah yang mendekatkan sel-sel untuk membentuk suatu organ,” kata Veinardi saat ditemui di RS Kanker Dharmais, Jumat (16/2/2024).

Jika dalam dunia arsitektur, Veinardi mengumpamakan bahwa jaringan ikat ini fungsinya sama seperti semen untuk membangun rumah.

“Sama seperti rumah, batu bata disusun dengan direkatkan oleh semen, nah ini semennya yang bermasalah. Nah, saat membangun rumah, semen ini kan dipakai pada semuanya,” tambah Veinardi.

Begitu pula jaringan ikat, dalam merekatkan organ-organ, jaringan ini ada di seluruh bagian tubuh.

“Nah, susahnya mengobati kanker sarkoma itu karena itu. Jadi pada lokasinya, kalau ada di dinding rahim, itu sebenarnya enggak hanya di situ karena jaringan ikat itu ada di mana-mana.”

2 dari 4 halaman

Gejala Kanker Sarkoma Tergantung Lokasi

dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan onkologi Veinardi Madjid yang berpraktik di RS Kanker Dharmais. (Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin)

Veinardi menambahkan, gejala kanker sarkoma tergantung pada lokasi terjadinya.

“Misalnya di dinding rahim, dinding rahim sebelah mana. Kalau dinding rahim dalam, mungkin dia akan perdarahan di tempat kehamilan berada.”

“Tapi kalau lokasinya enggak di situ, ya enggak ada (perdarahan). Misalnya, lokasinya di luar rahim, bisa menonjol dan nampak bahwa bentuk perut berubah,” jelas Veinardi.

3 dari 4 halaman

Gejala Lain Kanker Sarkoma

Dokter spesialis bedah konsultan onkologi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr Alif Soeratman SpB (K) Onk mememberi penjelasan tentang kanker sarkoma.

Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis bedah konsultan onkologi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr Alif Soeratman SpB (K) Onk memberi penjelasan.

Menurutnya, kanker ini biasanya memiliki gejala benjolan. Benjolannya bisa timbul di mana saja seperti di kepala, leher, tungkai, dan di kulit lainnya.

"Gejalanya dari awalnya berupa benjolan kecil, atau kalau di kepala leher biasanya mimisan dan lain-lain."

Jadi, gejala kanker sarkoma yang bisa timbul di awal umumnya nyeri dan benjolan kecil di tubuh.

4 dari 4 halaman

Penanganan Kanker Sarkoma

Sementara, untuk penanganannya, sarkoma ini perlu diatasi dengan operasi.

"Sarkoma itu obatnya memang operasi. Jadi modalitas kanker itu ada operasi ada kemoterapi, radiasi, atau terapi target. Tapi untuk sarkoma modalitas utamanya operasi," ujar Alif.

Senada dengan Alif, Veinardi mengatakan bahwa kanker sarkoma perlu ditindak dengan operasi untuk mengangkat kankernya.

“Secara umum penanganan kanker sarkoma (di rahim) dilakukan pengangkatan rahim terlebih dahulu. Pengangkatan ini pasien dan keluarga yang menentukan, dokter tidak memaksa tapi memberi tahu bahwa pilihan ini yang terbaik,” kata Veinardi.

Dengan kata lain, ketika kanker diangkat beserta rahimnya, maka seorang perempuan tak dapat lagi hamil dan memiliki keturunan.

“Pasti akan disarankan pengangkatan rahim apabila masih bisa diangkat, kalau tidak bisa diangkat sih enggak akan ditawarkan untuk pengangkatan rahim.”

Sayangnya, jika tidak diangkat maka sel kanker akan terus tumbuh. Artinya ada penambahan ukuran secara signifikan. Misalnya dari satu menjadi 10 cm dan bisa menyebar ke mana-mana.

Infografis Leukemia (kanker darah). Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya