Pasokan Melimpah, Harga Minyak Mentah Dunia Merosot

Harga minyak mentah berjangka turun pada hari Rabu, melepaskan keuntungan dari sesi sebelumnya karena stok melonjak di AS.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Feb 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi harga minyak dunia (dok: Foto AI)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah berjangka turun pada hari Rabu, melepaskan keuntungan dari sesi sebelumnya karena stok melonjak di AS, sementara permintaan turun.

Dikutip dari CNBC, Kamis (15/2/2024), kontrak harga minyak mentah untuk bulan Maret turun USD 1,23, atau 1,58%, menjadi USD 76,64 per barel. Kontrak Brent untuk bulan April diselesaikan pada USD 81,60 per barel, turun USD 1,17 atau 1,41%.

Langkah ini dilakukan setelah persediaan minyak mentah komersial di AS melonjak 12 juta barel pada minggu lalu, menurut Badan Informasi Energi (EIA). Permintaan minyak yang diukur berdasarkan produk jadi yang dipasok ke pasar turun sebesar 973.000 barel per hari pada periode yang sama.

Harga minyak naik 1% di awal sesi perdagangan setelah Israel melancarkan serangan udara di Lebanon sebagai reaksi terhadap penembakan roket ke Israel utara yang menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya tujuh lainnya.

Negosiasi

Direktur CIA William Burns berada di Kairo untuk memfasilitasi negosiasi yang melibatkan Israel, Hamas, Qatar dan Mesir yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata dalam pertempuran dengan imbalan pembebasan sandera oleh Hamas.

Raksasa pelayaran Maersk memberi tahu pelanggannya bahwa gangguan pengiriman di Laut Merah dapat berlanjut hingga paruh kedua tahun 2024.

Serangan berulang kali oleh militan Houthi, yang berbasis di Yaman dan bersekutu dengan Iran, telah memaksa Maersk untuk menunda pelayaran melalui Laut Merah.

“Sayangnya, kami tidak melihat perubahan apa pun di Laut Merah terjadi dalam waktu dekat,” kata Charles van der Steene, presiden regional Maersk Amerika Utara, kepada CNBC

 

2 dari 2 halaman

Penguatan Terakhir

Harga Minyak Dunia. Foto: Freepik/atlascompany

Minyak mentah berjangka telah berulang kali menguat dalam beberapa bulan terakhir karena ketegangan di Timur Tengah, namun kemudian menyerah pada kenaikan tersebut di tengah kekhawatiran bahwa ada terlalu banyak pasokan di pasar karena penurunan permintaan.

WTI dan Brent masing-masing menguat 3,76% dan 3,02%, dalam seminggu terakhir karena perang antara Israel dan Hamas di Gaza berkobar tanpa adanya gencatan senjata. Minyak mentah AS dan patokan global naik 6,96% dan 5,92% untuk tahun ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya