Ketua DPD FPI Jakarta, Habib Salim Alatas alias Habib Selon menyebut Eyang Subur berani bersumpah untuk membuktikan kalau dirinya sama sekali bukanlah dukun dan penganut aliran sesat.
"Eyang Subur bilang begini waktu kami datangi, 'Demi Allah Habib, saya siap digantung kalau saya membawa aliran sesat'," kaa Habib Selon menirukan ucapan Eyang Subur, saat menggelar jumpa pers di Markas FPI, Jalan Petamburan IV, Jakarta Barat, Senin (1/4/2013) petang.
Saat mendatangi Eyang Subur, FPI sempat melontarkan beberapa pertanyaan kepada seteru Adi Bing Slamet itu. "Saya tanya, apa benar Anda (Eyang Subur) melarang orang salat, zakat, sodakoh, puasa, haji, infaq? Dia menjawab, 'saya menyantuni anak yatim'. Dikasihlah saya CD waktu dia sama Pak Firman Gani, mantan Kapolda Metro Jaya melakukan santunan anak yatim," papar Habib Selon.
Untuk meyakinkan bahwa Eyang Subur bukanlah penganut aliran sesat dan bukan berprofesi sebagai dukun, FPI lalu meminta dibuatkan surat pernyataan yang ditandatangani saksi-saksi dan ketua RT setempat.
"Kami minta surat pernyataan hitam di atas putih. Ya dia berani bikin dengan beberapa saksi dan pakai materai. Nah kalau sudah seperti itu, kami kan nggak bisa menuduh Eyang Subur benar melakukan praktek perdukunan," ungkapnya. (Fei)
"Eyang Subur bilang begini waktu kami datangi, 'Demi Allah Habib, saya siap digantung kalau saya membawa aliran sesat'," kaa Habib Selon menirukan ucapan Eyang Subur, saat menggelar jumpa pers di Markas FPI, Jalan Petamburan IV, Jakarta Barat, Senin (1/4/2013) petang.
Saat mendatangi Eyang Subur, FPI sempat melontarkan beberapa pertanyaan kepada seteru Adi Bing Slamet itu. "Saya tanya, apa benar Anda (Eyang Subur) melarang orang salat, zakat, sodakoh, puasa, haji, infaq? Dia menjawab, 'saya menyantuni anak yatim'. Dikasihlah saya CD waktu dia sama Pak Firman Gani, mantan Kapolda Metro Jaya melakukan santunan anak yatim," papar Habib Selon.
Untuk meyakinkan bahwa Eyang Subur bukanlah penganut aliran sesat dan bukan berprofesi sebagai dukun, FPI lalu meminta dibuatkan surat pernyataan yang ditandatangani saksi-saksi dan ketua RT setempat.
"Kami minta surat pernyataan hitam di atas putih. Ya dia berani bikin dengan beberapa saksi dan pakai materai. Nah kalau sudah seperti itu, kami kan nggak bisa menuduh Eyang Subur benar melakukan praktek perdukunan," ungkapnya. (Fei)
