Saksikan Kerusakan Akibat Badai Idalia, Presiden AS Joe Biden: Tidak Ada yang Bisa Menyangkal Dampak Krisis Iklim

Menurut para analis, Badai Idalia dapat menjadi bencana iklim paling merugikan di Amerika Serikat pada tahun ini.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Sep 2023, 14:18 WIB
Pihak berwenang melaporkan setidaknya dua orang tewas dalam kecelakaan mobil terkait badai itu dan lebih dari 250.000 orang kehilangan aliran listrik. (AP Photo/Rebecca Blackwell)

Liputan6.com, Washington - Joe Biden mengatakan bahwa tidak ada lagi yang dapat menyangkal dampak krisis iklim. Pernyataan tersebut muncul setelah dia mengunjungi Florida pada Sabtu (2/9/2023), untuk menyaksikan langsung kerusakan yang diakibatkan oleh Badai Idalia.

"Tidak ada lagi kecerdasan nyata yang dapat menyangkal dampak krisis iklim. Lihat saja ke seluruh negara dan dunia. Banjir-banjir bersejarah, kekeringan hebat, panas ekstrem, kebakaran hutan mematikan ... menyebabkan kerusakan serius yang belum pernah kita lihat sebelumnya," ujar presiden Amerika Serikat (AS) itu, seperti dilansir The Guardian, Senin (4/9).

Badai Idalia meninggalkan jejak kerusakan di Gulf Coast, termasuk menghancurkan bangunan, menumbangkan pohon, dan kabel listrik.

Dalam kunjungannya, Biden dilaporkan tidak bertemu dengan Gubernur Florida Ron DeSantis, yang merupakan salah satu kandidat calon presiden dari Partai Republik dalam Pilpres AS 2024.

Menurut pihak DeSantis, pertemuan antara keduanya hanya akan mengganggu upaya pemulihan.

"Persiapan keamanan yang diperlukan untuk mengadakan pertemuan semacam itu akan menghentikan upaya pemulihan yang sedang berlangsung," kata juru bicara DeSantis, Jeremy Redfern.

Dalam kunjungannya, Biden didampingi oleh sang istri, Jill.

"Kunjungan mereka ke Florida telah direncanakan melalui koordinasi erat dengan (Badan Manajemen Darurat Federal/FEMA) serta para pemimpin negara bagian dan lokal untuk memastikan tidak ada dampak pada operasi tanggap darurat," terang juru bicara Gedung Putih Emilie Simons.

2 dari 2 halaman

Bencana Iklim Paling Merugikan di AS Tahun 2023

Sebagai persiapan untuk upaya penyelamatan dan perbaikan, sekitar 5.500 pasukan Garda Nasional diaktifkan, dan lebih dari 30.000 pekerja utilitas berjaga-jaga menjelang datangnya badai. (AP Photo/Rebecca Blackwell)

Biden menerima pengarahan mengenai upaya respons dan pemulihan dari personel federal, pejabat lokal, dan responden pertama di sekolah dasar Suwanee Pineview. Dia juga melakukan tur ke komunitas yang terdampak Badai Idalia dan menyampaikan pidato yang menegaskan kembali dukungan federal untuk Florida.

Saat iring-iringan mobil Biden melaju menuju sekolah, satu orang terlihat mengibarkan bendera "Let's Go Brandon" – merujuk pada penghinaan anti-Biden dari kelompok sayap kanan. Orang lain yang berada di sekitar hanya memotret atau merekam iring-iringan mobil tersebut.

Berbicara kepada wartawan dan penduduk setempat, Biden mengatakan bahwa dia telah mengarahkan FEMA untuk membantu dengan segala cara yang mereka bisa.

"Semangat komunitas ini luar biasa. Masyarakat benar-benar berada dalam kesulitan. Hal terpenting yang harus diberikan kepada mereka adalah harapan," ungkap Biden.

Biden juga mengatakan bahwa 20 negara bagian telah mengirim ratusan pekerja ke Florida untuk memulihkan sambungan listrik dan bahwa dia telah sering berkomunikasi dengan DeSantis sejak badai melanda.

Dia melanjutkan dengan mengulangi seruannya kepada Kongres agar memastikan dana federal tersedia untuk bencana alam, dengan mengatakan, "Setiap warga AS mengharapkan FEMA hadir ketika mereka dibutuhkan."

"Saya menyerukan kepada Kongres AS, Partai Demokrat dan Republik agar memastikan pendanaan tersedia untuk menangani krisis yang terjadi saat ini, serta komitmen jangka panjang kita terhadap keselamatan dan keamanan rakyat AS," tutur Biden.

Menurut para analis, Badai Idalia yang juga melanda Georgia dan Carolina, dapat menjadi bencana iklim paling merugikan di AS pada tahun ini. Perkiraan awal perusahaan analis risiko UBS kerugian akibat Badai Idalia sekitar USD 9,36 miliar, sementara Accuweather memprediksi total kerusakan dapat berkisar antara USD 18 miliar hingga USD 20 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya