Erick Thohir Mau Stop Impor Gula Biar Industri Dalam Negeri Mandiri

Menteri BUMN Erick Thohir berencana untuk menyetop impor gula ke Indonesia. Tujuannya untuk memperkuat industri gula dalam negeri.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 15 Agu 2023, 20:20 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir mengumpulkan 42 direksi dari lembaga-lembaga dana pensiun (Dapen) di lingungan BUMN. (Dok Kementerian BUMN)

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir berencana untuk menyetop impor gula ke Indonesia. Tujuannya untuk memperkuat industri gula dalam negeri.

Di sisi lain, Erick membidik peluang pemanfaatan gula yang tak sebatas pada kategori pangan. Tapi juga bisa bermanfaat untuk industri kendaraan lewat campuran ke bahan bakarnya.

"Industri gula yang hari ini lebih banyak impor dariapda produksinya, ini yang harus kita lawan ke depan, harus kita ubah, masa impor terus," ujar dia dalam Seminar Nasional Universitas Al Azhar Indonesia di Jakarta, Selasa (15/8/2023).

"Padahal gula tidak hanya dibutuhkan hanya untuk konsumsi tapi juga untuk kehidupan, untuk kendaraan," imbuhnya.

Bagi pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan atau biofuel, ada turunan dari tebu, yakni bioetanol. Bioetanol diramu dengan Pertamax dan disajikan menjadi Pertamax Green 95 yang sudah mulai dijual di Surabaya dan Jakarta.

Erick melihat peluang itu untuk bisa terus dikembangkan. Apalagi, ada perhatian khusus dari aspek BBM yang ramah lingkungan untuk digunakan masyarakat.

Impor Bahan Baku BBM

Di sisi lain, Erick juga menyoroti kalau saat ini Indonesia masih banyak melakukan impor bahan baku BBM. Melalui pemanfaatan industri gula masuk ke bahan bakar, harapannya bisa ikut menurunkan volume impor tadi.

"Ingat kita bukan negara yang swasembda BBM lagi, itu era 80-an," tegasnya.

 

2 dari 4 halaman

Biang Kerok Kualitas Udara Buruk

Karena buruknya kualitas udara menurut data DLHK DKI 70 persen beberapa hari ini dipengaruhi sektor transportasi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap sejumlah faktor yang membuat kualitas udara Jakarta buruk. Utamanya faktor-faktor yang menyebabkan semakin banyaknya polusi di udara di Jakarta.

Ada 3 poin yang disebut Erick sebanyak penyumbang polusi ke udara di Jakarta. Pertama, polusi dari kendaraan, kedua, dari pabrik, ketiga, dari pembangkit listrik.

"Ini lihat polusi udara di Jakarta krn tiga hal, satu kendaraan, kedua pabrik, ketiga pembangkit tenaga listrik," ujar Erick dalam Seminar Nasional Universitas Al Azhar Indonesia di Jakarta, Selasa (15/8/2023).

 

3 dari 4 halaman

Paling Banyak dari Kendaraan

Kota lain yang mencapai kategori Tidak Sehat adalah Semarang dengan angka PM2.5 69,6 µg/m³ per pukul 08.00 WIB. Wilayah pengukuran lainnya masih masuk kategori hijau. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Tapi, polusi paling banyak, kata dia, bersumber dari kendaraan. Menurutnya, hal ini perlu langsung diantisipasi, misalnya dengan penggunaan kendaraan dengan tingkat polusi yang minim.

"Tapi nomor satu kendataan. Artinya apa? kalau kita bicara tadi yang namanya knowledge base economy, selain ada EV, mobil kita juga perlu menggunakan biofuel utk mengurangi polusi kita," ungkapnya.

"Kita juga harus intervensi. kalau kita khawatir polusi ya mau ga mau kita harus melakukan perubahan dalam hidup kita. Salah satunya penggunaan motor dan mobil listrik, lalu juga penggunaan yang namanya biofuel," sambung Erick.

Jika melakukan hal ini, Erick optimistis kualitas udara Indonesia bisa semakin baik. Contoh suksesnya ada di Brasil yang menurutnya sudah bisa mengubah langitnya menjadi biru, artinya kualitas udaranya sudah makin baik.

 

4 dari 4 halaman

Jokowi Batuk-Batuk

Berdasarkan data indeks standar pencemaran udara maksimum dari aplikasi JAKI, tampak ada perbedaan kualitas udara di setiap wilayah Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Diberitakan sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dikabarkkan sudah empat minggu didera batuk-batuk. Penyebabnya, kata dokter kepresidenan, dapat dikarenakan oleh polusi udara, yakni kualitas udara yang tak sehat dan buruk.

Kabar Jokowi mengalami batuk ini direspons Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Mohammad Syahril. Bahwa batuk yang dialami Presiden dapat dikatakan sebagai salah satu gejala dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

ISPA adalah infeksi pada saluran napas atas akut, yang mana saluran napas bagian atas meliputi hidung, tenggorokan, faring, laring dan bronkus. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh virus, tetapi dapat juga disebabkan oleh bakteri.

"Jadi seperti Pak Jokowi kemarin yang batuk-batuk, ISPA juga kan salah satu bentuknya. ISPA ditandai dengan batuk-batuk, kadang-kadang pilek," terang Syahril saat berbincang dengan Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Selasa, 15 Agustus 2023.

Infografis Gebrakan 30 Hari Menteri BUMN Erick Thohir. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya