Ini Dia 5 Isu Prioritas dari Keketuaan ASEAN-BAC 2023

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) dan Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, menyampaikan terdapat lima isu prioritas dari keketuaan ASEAN-Business Advisory Council atau Dewan Bisnis ASEAN 2023.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Agu 2023, 16:15 WIB
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) dan Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, menyampaikan terdapat lima isu prioritas dari keketuaan ASEAN-Business Advisory Council atau Dewan Bisnis ASEAN 2023.

Liputan6.com, Jakarta Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) dan Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, menyampaikan terdapat lima isu prioritas dari keketuaan ASEAN-Business Advisory Council atau Dewan Bisnis ASEAN 2023. 

Lima isu prioritas dari keketuaan ASEAN-Business Advisory Council terdiri dari digital transformation, sustainable development, health resilience, food security, and trade & investment facilitation.

"Isu prioritas ini disusun berdasarkan pemikiran yang matang oleh policy managers dan legacy leads kami yang merupakan pengusaha sukses di bidangnya, serta berpengalaman dalam menyusun rekomendasi kebijakan," kata Arsjad Rasjid dalam konferensi pers ASEAN-BAC Summit week, di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Selain itu, policy managers dan legacy leads juga didukung oleh knowledge partners, terdiri dari berbagai institusi ternama di dunia: PwC, BCG, McKinsey, ERIA, Kearney, Bain & Company, World Resource Institute/WRI.

Adapun untuk prioritas pertama adalah Transformasi Digital, dimana pihaknya memprioritaskan kepentingan UMKM dalam mempercepat integrasi ekonomi, baik dalam bentuk konektivitas sistem pembayaran maupun platform pendanaan bagi usaha. 

Dalam prioritas ini pihaknya memiliki 3 legacy projects. Legacy pertama yaitu ASEAN QR Code yang bertujuan untuk mengintegrasikan dan mempercepat pembayaran lintas batas.

Kerjasama Cross-Border Payment di ASEAN

Pihaknya juga mendukung Bank Indonesia untuk terus menjalin kerjasama cross-border payment di ASEAN, dengan juga mendorong adanya ekosistem bisnis yang terintegrasi. Harapannya, agar semakin banyak negara terhubung, sehingga semakin banyak UMKM diuntungkan.

Legacy kedua adalah Wiki Entrepreneur atau Wiki Wirausaha: tempat repositori pengetahuan dan platform untuk berbagi praktik terbaik yang didedikasikan untuk membantu UMKM berkembang. 

"Disini kami telah bekerja sama dengan Japan External Trade Organization (JETRO) dan ASEAN Mentorship for Entrepreneurs Network (AMEN) dari Filipina. Platform ini mendukung UMKM dapat mengakses secara mudah global supply chain," ujarnya.

 

2 dari 3 halaman

Legacy Ketiga

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid saat dipotret Liputan6.com di Jakarta, Kamis (4/5/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kemudian legacy ketiga adalah Marketplace Lending Platform. Pihaknya menyiapkan mekanisme untuk mendukung dan mempermudah akses pinjaman bagi UMKM yang sangatlah membutuhkan akses finansial.

Prioritas kedua adalah Sustainable Development dimana ASEAN-BAC menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan untuk mencapai ekonomi net-zero. 

"Kawasan ASEAN yang kaya akan nilai biodiversity dan sumber daya alam perlu dikawal agar memberikan manfaat ekonomi dan juga melestarikan lingkungan," ujarnya.

Legacy project pertama untuk sustainable development ialah Carbon Center of Excellence yang bertujuan untuk memberdayakan bisnis  sepenuhnya memanfaatkan potensi pertumbuhan dalam perdagangan karbon melalui pembentukan repository pengetahuan karbon dan juga best practices dari perusahaan-perusahaan yang telah terlibat di dalamnya. 

"Kami menekankan pentingnya kekayaan hutan, biodiversity dan lingkungan Asia Tenggara. Kami juga akan meluncurkan ASEAN Alliance on Carbon Market September mendatang," ujarnya.

Selanjutnya,ASEAN Net Zero Hub yang merupakan sebuah wadah untuk membantu dan merangkul sektor swasta untuk bersama-sama mencapai net-zero emission. 

"Setelah bertemu banyak pebisnis di kawasan, kami sudah mengidentifikasi sekitar 130 perusahaan di kawasan ASEAN yang mampu berbagi informasi mengenai praktik terbaik untuk mengurangi emisi GHG dan mencapai net-zero," kata Arsjad.

Prioritas ketiga yaitu ketahanan kesehatan, pandemi Covid-19 membuktikan bahwa kita harus meningkatkan ketahanan kesehatan masyarakat ASEAN, baik dari segi infrastruktur, akses, teknologi maupun pendanaan.

 

3 dari 3 halaman

Legacy Project

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) kata Arsjad Rasjid mengatakan, ASEAN-BAC siap menyelenggarakan sideline events dari ASEAN Business and Investment Summit (ABIS) 2023. (Dok ASEAN-BAC)

Legacy project untuk ketahanan kesehatan adalah ASEAN One-Shot Campaign, dimana pihaknya membangun kolaborasi multi-stakeholders baik dari para pemimpin pemerintahan, industri, dan organisasi kesehatan global untuk memanfaatkan potensi vaksin generasi berikutnya dan terapi injeksi.

"Kami membangun jaringan kemitraan yang kuat untuk mendukung ASEAN One-Shot Campaign, dengan Kalbe, Takeda, Gavi Alliance for Health, dan Moderna sebagai mitra kesehatan dan dengan beberapa perusahaan lainnya untuk memperkuat jaringan ASEAN One-Shot Campaign," katanya.

Prioritas keempat adalah food security atau ketahanan pangan, melalui praktik pertanian berkelanjutan, sistem informasi yang lebih baik dan mekanisme peningkatan gizi. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan stabilitas ketersediaan pangan di ASEAN.

"Legacy project dalam prioritas ketahanan pangan kami adalah Inclusive Closed Loop Model for Agricultural Products: dimana kami memberdayakan UMKM dan petani dengan memberikan akses keuangan, pengetahuan, teknologi, dan akses pasar, tentunya untuk memperkuat dan memberlanjutkan sumber daya pangan kami," ujarnya.

Arsjad mengungkapkan, pihaknya telah memperoleh mitra yang dapat diandalkan untuk setiap pilar Model Loop Tertutup Inklusif, Mitra ASEAN-BAC terdiri dari Offtaker, Penyedia Input, Keuangan, Teknologi, dan Badan Regulasi.

Prioritas terakhir adalah Trade and Investment Facilitation. Dengan mempromosikan perdagangan dan investasi intra-ASEAN. Tujuannya untuk mencapai harmonisasi perjanjian perdagangan dan mendorong lingkungan yang kondusif untuk menerapkan interaksi perdagangan dan investasi yang fair dan menguntungkan di ASEAN.

"Fokus kami adalah mengurangi Hambatan Non-Tarif, meningkatkan dampak perjanjian Perdagangan Bebas, dan mempromosikan insentif bagi bisnis untuk semakin berinvestasi di negara-negara kawasan," pungkasnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya