Menperin Agus Tanggapi Kritik Anies Baswedan soal Insentif Mobil Listrik

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sempat mengkritik terkait kebijakan subsidi mobil listrik yang diberikan oleh pemerintah

oleh Arief Aszhari diperbarui 10 Mei 2023, 10:26 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Seremoni Ekspor Perdana Kendaraan Elektrifikasi Lokal Toyota dari Indonesia untuk Dunia, Selasa (21/2/2023). (Dok. Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sempat mengkritik terkait kebijakan subsidi mobil listrik yang diberikan oleh pemerintah. Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) ini menilai, insentif untuk roda empat ramah lingkungan ini, hanya akan menambah volume kendaraan di jalanan.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta kalau kebijakan itu dilihat secara komprehensif atau menyeluruh. Menperin juga menekankan kalau kebijakan subsidi itu, dimaksudkan untuk mendorong penggunaan mobil listrik di masyarakat. Utamanya juga menekan emisi karbon dari kendaraan yang digunakan.

"Jadi kalau kita melihat pengembangan industri EV (electric vehicle) itu jangan dilihat dari satu faktor saja, tapi faktor secara utuh harus kita lihat," kata dia saat ditemui di Kementerian Perindustrian, disitat dari Bisnis Liputan6.com, Selasa (9/5/2023).

Agus menguraikan bahwa kebijakan mengenai mobil listrik ini melingkupi sektor hulu sampai hilir. Artinya, ada ekosistem yang bakal berdampak dari kebijakan subsidi mobil listrik ini.

"Karena ekosistem itu juga kita bentuk dan manfaat serta tujuan yang saya sampaikan tadi, tidak bisa dilihat dari satu faktor saja," ungkapnya.

Dia menekankan dengan penggunaan mobil listrik, maka turut mendukung upaya pemerintah menekan emisi karbon hingga nol emisi karbon di 2060 mendatang.

Lebih lanjut dia menjelaskan, baik upaya menekan emisi karbon, penguatan ekosistem kendaraan listrik, hingga subsidi mobil listrik jadi bagian yang tak bisa dilepaskan. Lantaran, semuanya memiliki keterkaitan yang jelas.

"Nah ini bagian yang tidak terlepaskan dari upaya kita untuk itu (nol emisi karbon 2060)," kata dia.

2 dari 2 halaman

Pengembangan industri EV

Agus menerangkan, pada sisi pengembangan industri kendaraan listrik, itu akan membawa manfaat. Salah satunya membuka lapangan kerja bagi sejumlah kalangan. Selain itu juga mendukung upaya hilirisasi nikel sebagai bahan baku baterai mobil listrik.

"Kita tidak boleh lupa bahwa pengembangan industri EV di Indonesia juga akan menciptakan tenaga kerja yang cukup tinggi di Indonesia dan bisa memanfaatkan program hilirisasi yaitu nikel yang sekarang sedang dijalankan oleh pemerintah," pungkasnya.

 

Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya