Panglima TNI Yudo Margono Ungkap Kesulitan Evakuasi WNI dari Sudan: Harus Menunggu Pangkalan Udara Aman

Panglima TNI Yudo Margono berharap 111 WNI yang saat ini masih berada di Sudan dapat segera dievakuasi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Apr 2023, 09:15 WIB
Menlu RI Retno Marsudi dan Panglima TNI Yudo Margono. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Yudo Margono turut menyambut kedatangan warga negara Indonesia (WNI) di Bandara Soekarno Hatta pada Jumat (28/4/2023), yang dievakuasi akibat perang saudara Sudan.

Ada 385 WNI yang tiba dengan pesawat Garuda GA991 hari ini. Penerbangan WNI ke Indonesia dijadwalkan berlangsung dalam tiga tahap.

Tahap kedua akan diberangkatkan pada 29 April 2023 dan tiba di Indonesia pada 30 April 2023. Adapun pemulangan ketiga akan dilaksanakan pada 30 April 2023 dengan menggunakan pesawat TNI.

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengungkapkan bahwa masih ada 111 WNI yang berada di Sudan. Dan Panglima Yudo berharap mereka bisa segera diberangkatkan ke Jeddah.

Panglima TNI pun menjelaskan kenapa proses evakuasi WNI sulit, yaitu pangkalan udara merupakan lokasi strategis yang harus direbut saat konflik.

"Pangkalan udara merupakan pangkalan strategis yang biasanya dalam perang akan menjadi salah satu yang harus diperebutkan, sehingga dalam evakuasi juga harus menunggu saat itu aman atau jadwal negara-negara lain melakukan evakuasi," ujar Yudo saat konferensi pers di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat.

Panglima Yudo mengungkapkan bahwa pesawat TNI telah melakukan dua kali evakuasi dari Sudan. 

 

2 dari 2 halaman

Ketua DPR Apresiasi Kinerja Kemlu RI dan TNI

Ketua DPR RI Puan Maharani bersama keluarga melaksanakan Salat Idulfitri di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (22/4). (Dok. Istimewa)

Pemerintah Indonesia harus menjamin keselamatan seluruh WNI, termasuk yang kini berada di dalam wilayah konflik Sudan. Hal tersebut ditegaskan Ketua DPR Puan Maharani. 

Menurutnya, jaminan keselamatan itu harus melibatkan Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) dan TNI.

"Saya mengapresiasi kinerja Kemlu RI dan TNI dalam melakukan evakuasi terhadap warga negara kita di Sudan. Di manapun WNI berada, keselamatan WNI harus menjadi prioritas. Saya berharap proses evakuasi selanjutnya bisa segera dilaksanakan. Meski berada di luar negeri, WNI sudah selayaknya tetap mendapatkan perlindungan," kata Puan pada Kamis (27/4).

Puan juga meminta Kemlu RI agar selalu menyiagakan tenaga medis demi memastikan kesehatan WNI yang berhasil dievakuasi. Menurutnya, kesehatan WNI yang dievakuasi harus selalu terjaga lantaran mereka menempuh proses dan perjalanan yang panjang.

"Nyawa warga kita sangat berharga dan merupakan tanggung jawab negara. Untuk itu, Kemlu RI sebagai perpanjangan tangan pemerintah harus bisa menjamin keselamatan mereka," ujar Puan.

Selama menjalankan operasi evakuasi, Puan menyadari bahwa terdapat sejumlah kendala dan tantangan. Untuk itu, guna memaksimalkan misi penyelamatan, dia berpesan agar seluruh pihak konsisten bersinergi dengan tidak mengedepankan ego sektoral.

Puan turut mengingatkan pentingnya berkolaborasi dengan berbagai negara guna mempermudah proses evakuasi. 

"Keberadaan WNI menjadi salah satu agenda yang diperjuangkan DPR untuk melindungi keamanan WNI, meskipun dalam kondisi-kondisi darurat yang tidak dapat diprediksi," imbuhnya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya