Badai Pasir Melanda China untuk Keempat Kalinya dalam Sebulan

Pada Senin pukul 21.00 waktu setempat, konsentrasi partikel PM10 melebihi 1.321 mikrogram per meter kubik atau hampir 30 kali pedoman rata-rata harian 45 mikrogram per meter kubik yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 12 Apr 2023, 15:23 WIB
Mobil dan pejalan kaki menyusuri jalan yang diselimuti debu dan kabut di Beijing, Jumat, 10 Maret 2023. Pencakar langit menghilang ke dalam kabut dan kualitas udara anjlok saat ibu kota China diselimuti badai debu dan polusi berat. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Beijing - Badai pasir parah telah menyelimuti Beijing dan wilayah timur laut China untuk keempat kalinya dalam sebulan, memaksa penduduk tinggal di dalam rumah untuk melindungi diri dari polusi udara yang padat.

Gambar menunjukkan ibu kota China diselimuti awan kabut oranye pada Senin (10/4/2023), yang menggantung tebal di udara hingga Selasa. Kini kondisinya dilaporkan sudah mulai mereda.

Otoritas Beijing memberi tahu anak-anak dan orang tua untuk tinggal di dalam rumah dan orang dewasa yang sehat disarankan untuk tidak melakukan aktivitas di luar ruangan. Warga juga diingatkan untuk menutup jendela dan memakai masker serta pelindung wajah.

Menurut Pusat Pemantauan Ekologi dan Lingkungan Kota Beijing, pada Senin, indeks kualitas udara melonjak ke tingkat "sangat tercemar".

Pada Senin pukul 21.00 waktu setempat, konsentrasi partikel PM10 melebihi 1.321 mikrogram per meter kubik atau hampir 30 kali pedoman rata-rata harian 45 mikrogram per meter kubik yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

PM10 adalah partikel polusi yang berdiameter kurang dari 10 mikrometer dan dapat mengiritasi mata dan hidung serta menyebar ke paru-paru.

Adapun partikel yang lebih kecil yang disebut PM2.5 dapat masuk lebih dalam ke paru-paru dan berpotensi memasuki aliran darah. Menurut Indeks Kualitas Udara, yang memantau kualitas udara secara real time di kota-kota besar di seluruh dunia, yang dikutip CNN pada Selasa (11/4), tingkat PM2.5 di Beijing berada dalam level "berbahaya" selama 48 jam terakhir.

2 dari 2 halaman

Badai Pasir Keempat Sejak 10 Maret

Kabut dan debu menyelimuti gedung-gedung di Beijing, Jumat, 10 Maret 2023. Pencakar langit menghilang ke dalam kabut dan kualitas udara anjlok saat ibu kota China diselimuti badai debu dan polusi berat pada Jumat. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Beijing secara teratur dilanda badai pasir di musim semi dengan kabut asap, yang diperburuk oleh meningkatnya aktivitas industri dan penggundulan hutan yang cepat di seluruh China utara.

Badai pasir terbaru adalah yang keempat melanda negara itu sejak 10 Maret dan yang kedelapan sejak awal tahun ini. Menurut Pusat Pemantauan Ekologi dan Lingkungan Kota Beijing, badai pasir paling parah sepanjang tahun ini terjadi pada 22 Maret, ketika partikel PM10 mencapai 1.667 mikrogram per meter kubik.

Dalam fenomena teranyar, daerah yang terdampak antar lain Shanghai, Heilongjiang, Xinjiang, Mongolia Dalam, Gansu, Ningxia, Shanxi, Hebei, Tianjin, Shandong, Henan, Jiangsu, Anhui, dan Hubei.

Administrasi Nasional dan Padang Rumput China mengatakan pasir dan debu dari bagian selatan Mongolia dan bagian barat Mongolia Dalam dibawa ke tenggara oleh arus udara, sehingga memicu badai.

 

Infografis Polusi Udara di Dunia Menurun saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya